KOMPAS.com – Vaksin BCG yang merupakan kepanjangan dari Bacille Calmette-Guerin kini tengah diuji coba di beberapa negara untuk melindungi pekerja medis dan orang-orang yang rentan terhadap virus corona.
BCG merupakan vaksin berusia sekitar satu abad yang telah lama digunakan sebagai vaksin untuk anti TBC.
Vaksin ini di Indonesia sendiri telah lama dikembangkan sejak 1973.
Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 10 April: 1,6 Juta Orang Terinfeksi, 355.671 Sembuh
Dan melansir dari situs Kemenkes, BCG pada 2005, merupakan salah satu dari lima jenis imunisasi wajib yang digalakkan pemerintah selain Campak, DPT, Polio dan Hepatitis B berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1611/MENKES/SK /XI /2005.
Melansir dari Japantimes, sebuah studi yang diunggah di medRxiv, sebuah situs penelitian medis yang tidak dipublikasikan menemukan korelasi antara negara-negara yang mengharuskan warga negaranya untuk mendapatkan vaksin BCG menunjukkan lebih sedikit jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi dari Covid-19.
Walaupun belum pasti, akan tetapi uji coba pemberian vaksin kepada petugas medis dan orangtua yang rentan tengah dilakukan di setidaknya lima negara sebagai upaya perlindungan.
Gonzalo Otazu seorang Asisten Profesor di Institut Teknologi New York yang juga merupakan penulis dari studi tersebut mulai melakukan analisis usai mengetahui jumlah kasus yang rendah di Jepang meskipun negara itu paling awal sebagai negara yang melaporkan kasus virus corona di luar China dan tidak melakukan penguncian seperti yang dilakukan negara lain.
Otazu, yang mengetahui bahwa sebelumnya telah ada penelitian yang menunjukkan bahwa BCG memberikan perlindungan tidak hanya bakteri TBC tapi juga penyakit menular lain kemudian mencoba mengumpulkan data.
"Sudah ada sejarah panjang tentang laporan BCG yang menghasilkan serangkaian respons kekebalan yang bermanfaat. Misalnya, sebuah penelitian di Guinea-Bissau menemukan bahwa anak-anak yang divaksinasi dengan BCG diamati memiliki penurunan 50 persen dalam keseluruhan kematian. Hal ini dikaitkan dengan efek vaksin pada pengurangan infeksi pernapasan dan sepsis," kata Otazu sebagaimana dikutip dari Forbes.
Baca juga: Update Corona, dari Tingginya Angka Kematian di AS hingga Nol Kasus di Daegu, Korsel
Meski demikian, tinjauan WHO pada 2014 silam, menyebutkan kemampuan BCG dalam mengurangi kematian secara keseluruhan memiliki kepercayaan yang sangat rendah.
Akan tetapi, para peneliti tetap berharap bahwa BCG bisa menjadi jembatan yang mampu menekan dampak keseluruhan pandemi hingga ada vaksin yang siap digunakan.
Otazu dan tim sendiri mencoba mengumpulkan data tentang negara mana saja yang memiliki kebijakan vaksin BCG universal dan kapan mereka melakukan kebijakan itu.
Mereka kemudian membandingkan jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi dari Covid-19 untuk menemukan korelasi yang kuat.