Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona, dari Tingginya Angka Kematian di AS hingga Nol Kasus di Daegu, Korsel

Kompas.com - 10/04/2020, 11:31 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Pengujian terhadap virus pun harus segera ditingkatkan di wilayah Afrika.

"Selama empat hari terakhir kita dapat melihat bahwa jumlahnya sudah dua kali lipat," ujar Manajer Program WHO Afrika untuk tanggap darurat Michel Yao, Kamis (9/4/2020).

"Jika tren ini berlanjut, dan juga belajar dari apa yang terjadi di China dan Eropa, beberapa negara mungkin akan menghadapi puncak yang sangat besar," lanjut dia.

Dan ini dapat tiba dalam beberapa minggu mendatang, tanpa menyebutkan negara.

Kepala WHO di Afrika Matshidiso Moeti menyampaikan, ada kebutuhan mendesak untuk memperluas kapasitas pengujian di luar kota-kota besar di Afrika.

Baca juga: FDA Keluarkan Izin Terbatas Penggunaan Klorokuin untuk Pengobatan Covid-19 di AS

Daegu

Kota Daegu, Korea Selatan melaporkan nol kasus baru untuk pertama kalinya sejak akhir Februari.

Infeksi baru di seluruh negeri turun ke rekor terendah.

Dengan sedikitnya 6.807 kasus yang dikonfirmasi, Daegu menyumbang lebih dari setengah dari semua infeksi di Korea Selatan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit setempat, melaporkan 27 kasus virus corona baru pada Jumat (10/4/2020), menjadikan penghitungan nasional menjadi 10.450 orang.

Sebanyak 7.117 orang telah pulih dari virus dan 3.125 lainnya masih dalam perawatan.

Korban tewas secara nasional tercatat sebanyak 208 orang.

 Baca juga: Kasus Impor, Tren Baru Corona Korea Selatan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com