Pasien di Shenzhen yang diberi obat avigan berubah negatif virus corona rata-rata setelah empat hari mereka dinyatakan positif.
Hasil ini dibandingkan dengan pasien yang tak mendapatkan avigan di mana mereka negatif virus corona, 11 hari setelah didiagnosis terpapar virus.
Selain itu, sinar-X mengonfirmasi peningkatkan kondisi paru-paru pada sekitar 91 persen pasien yang diobati menggunakan favipiravir, dibanding 62 persen pasien yang tak menggunakan obat ini.
Meski begitu, Fujifilm Toyama Chemical yang telah mengembangkan avigan pada 2014 lalu menolak mengomentari klaim tersebut.
Baca juga: Bertemu Dokter Forensik, Warga Akhirnya Mau Terima Pemakaman Pasien Corona
Melansir livescience, obat avigan secara khusus dibuat untuk mengobati virus RNA seperti SARS-CoV-2 atau corona virus baru.
Penyakit ini merupakan virus yang materi genetik utamanya adalah RNA, bukan DNA.
Obat avigan menghentikan beberapa virus dari replikasi, dengan melumpuhkan enzim atau zat yang menyebabkan reaksi kimia yaitu RNA polimerasi, yang nantinya membangun RNA.
Tanpa enzim yang utuh, virus tak bisa menggandakan materi genetiknya secara efisien dalam sel inang.
Namun, obat ini nampaknya kurang efektif pada pasien bergejala berat.
Baca juga: Imbas Pandemi Corona, Dorna Bakal Bantu Gaji Tim Satelit MotoGP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.