Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Perokok Berisiko Lebih Tinggi Tertular Virus Corona, Berikut Penjelasannya...

Kompas.com - 31/03/2020, 14:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meski semua orang memiliki potensi risiko untuk tertular virus corona dan menderita Covid-19, namun ternyata para perokok memiliki risiko yang lebih besar dari orang yang tidak merokok.

Para perokok menjadi salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular Covid-19, selain kelompok usia lanjut dan orang-orang yang sudah memiliki penyakit bawaan.

Hal ini ditegaskan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui laman resminya pada 24 Maret lalu.

Setidaknya, terdapat 2 alasan utama mengapa mereka yang memiliki kebiasaan merokok lebih rentan terhadap infeksi virus.

Aktivitas fisik

Alasan pertama dikarenakan aktivitas fisik dari kegiatan merokok itu sendiri. Aktivitas merokok yang melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens memungkinkan virus berpindah dari tangan ke mulut dengan lebih mudah.

"Para perokok lebih rentan terhadap Covid-19 karena jari yang digunakan untuk mengapit rokok, atau bahkan rokok itu sendiri terkontaminasi dengan virus, dapat menyentuh bibir. Ini meningkatkan kemungkinan virus berpindah dari tangan ke mulut," tulis WHO dalam penjelasannya.

Baca juga: Ini Fatwa Muhammadiyah jika Wabah Virus Corona Belum Reda Saat Ramadhan dan Idul Fitri

Penyakit yang timbul

Sementara alasan kedua lebih pada kondisi kesehatan yang disebabkan oleh orang yang telah terbiasa merokok.

Perokok biasanya sudah memiliki masalah pada paru-paru yang diakibatkan oleh zat-zat yang terisap dalam aktivitas merokok yang dilakukan dalam waktu lama.

"Perokok mungkin sudah memiliki penyakit paru-paru atau kapasitas paru-paru yang tidak optimal yang akan meningkatkan risiko penyakit serius," jelas WHO.

Belum lagi jika seseorang menggunakan produk rokok yang digunakan bersama-sama, misalnya water pipes, kontak dari mulut ke mulut ini menjadi pintu lain kemungkinan penularan virus penyebab Covid-19 di dalam masyarakat.

Kebutuhan oksigen yang meningkat atau berkurangnya kemampuan tubuh untuk menggunakan paru-paru secara benar dapat membawa pasien pada risiko masalah paru-paru yang lebih tinggi, seperti pneumonia.

Baca juga: WHO Peringatkan Risiko Semprot Disinfektan pada Manusia: Mudah Terbakar hingga Keracunan

Berhenti merokok

Dikutip dari Express (18/3/2020), Ahli Imunologi dr. Jenna Macciochi mengimbau para perokok untuk segera berhenti merokok. Tidak hanya saat adanya pandemi virus corona saja. 

Menurutnya, merokok menekan fungsi imun di paru-paru dan memicu terjadinya peradangan.

Tidak hanya para perokok yang menggunakan cara tradisional, tapi merokok dengan cara kekinian pun, seperti penggunaan vape, tidak bisa menghindarkan seseorang dari risiko penyakit paru-paru.

"Kegiatan ini menyebabkan produksi lendir meningkat. Itu tidak membersihkan paru-paru. Ada perubahan peradangan, dan sel-sel imun berubah. Kemudian semua itu mengarah pada, mereka lebih mungkin mendapatkan virus dan memiliki dampak yang lebih buruk," ujar Profesor sel biologi dan fisiologi di Chapel Hill, Robert Tarran.

Baca juga: Mengatasi Perut Buncit dengan Menjaga Pola Asupan, Berikut Penjelasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com