KOMPAS.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan mandat dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk menjadi koordinator percepatan pengembangan produk dalam negeri guna mengatasi wabah Covid-19.
Produk yang menjadi fokus utama dari mandat tersebut adalah pembuatan Rapid Diagnostic Test (RDT Kit) yang khusus dirancang untuk warga Indonesia.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Hammam Riza mengatakan, pihaknya siap mengerahkan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19).
“TFRIC19 tengah berupaya mengembangkan kit Deteksi Corona buatan lokal,” kata dia.
Menurutnya, adanya produk buatan luar negeri saat ini menjadi tantangan bagi peneliti dan perekayasa dalam negeri untuk bisa segera menghasilkan produk Kit Deteksi Covid-19 buatan lokal.
Baca juga: Kondisi Membaik, Hasil Spesimen Pertama dari 2 Pasien Covid-19 di Merauke Negatif
Hammam mengatakan, beberapa produk Kit Deteksi Corona virus dari luar negeri yang akan digunakan untuk melakukan percepatan skrining pada PDP dan ODP, merupakan salah satu subtansi yang memang tengah menjadi perhatian serius TFRIC19.
Menurut dia, teknologi clearing diperlukan untuk memastikan produk kit deteksi virus corona dari luar negeri tersebut untuk memastikan apakah memenuhi persyaratan dan sesuai kondisi wabah di Indonesia.
“Kit deteksi virus corona buatan luar perlu dipastikan apa sesuai dengan kondisi wabah di tempat kita (Indonesia),” ujar Hammam.
Baca juga: 180 Kamar Rusunawa Rejosari Jadi Tempat Karantina TKI Malaysia
Adapun terkait upaya pengembangan test kit rencananya akan menggunakan strain virus berasal dari orang Indonesia yang terdeteksi Covid-19 dengan status penyebarannya transmisi lokal.
Menurutnya RDT kit yang dikembangkan secara lokal sangat penting karena menggunakan sampel-sampel penderita di dalam negeri.
“Virus cenderung cepat bermutasi, hasil mutasi berbeda-beda di setiap negara. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam pengembangan RDT Kit. Selain cepat, RDT Kit juga harus sesuai, sensitif dan spesifik,” ucap dia.
Karena itulah ia menyampaikan, rencana aksi pengembangan Kit Deteksi Covid-19 menjadi prioritas pertama untuk segera dilaksanakan.
Baca juga: Kemendes Sebut Dana Desa Bisa Digunakan untuk Bikin Hand Sanitizer dan Disinfektan
“Non PCR Diagnostic Test yang akan dikembangkan yaitu Rapid Diagnostic Test berbasis antibodi IgG/IgM (late detection) dan Rapid Diagnostic Test berbasis antigen (early detection), keduanya dikembangkan menggunakan virus yang ada di Indonesia” ungkap Hammam.
“Kami kembangkan kit ini dalam bentuk Dip Stick dan Micro-chip” ujarnya.
Hammam menyebut saat ini TRFIC19 telah melakukan akselerasi dalam memperkuat laboratorium uji dalam kapasitasnya melakukan analisis gold standar PCR berdasarkan data kondisi virus di Indonesia saat ini.
Nantinya juga akan dilengkapi dengan Whole Genome Sequencing untuk keperluan pembuatan vaksin, deteksi dan epidemiologi COVID-19 Indonesia.
TFRIC19 terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, sebagai koordinator adalah BPPT, dan mendapatkan dukungan dari perwakilan Institusi Litbang (LIPI, Badan Litbang Kesehatan, Lembaga Biologi Molekular Eijkman).
Selain itu, sejumlah perguruan tinggi juga terlibat di antaranya ITB, UGM, UNAIR, YARSI, UNHAN, Unika Atma Jaya, UNDIP, UNTAG Surabaya, dan Universitas Islam Bandung).
Sementara dari sektor industri yang terlibat adalah PT Biofarma dan PT Hepatika Mataram. Lalu, terdapat rumah sakit yakni rumah sakit FKUI, RSCM, RSUD Tangerang, dan RSUD Koja.
Asosiasi Profesi (PB IDI, PAPDI, IAIS, APIC, Asosiasi Bio Resiko, Asosiasi Biosafety Indonesia, World Bio Haztec).
Serta start-up Nusantara Genetics dan Healtech.id.
TFRIC19 juga melibatkan pendanaan dari berbagai pemangku kepentingan antara lain melalui East Ventures, dan asosiasi seperti Indonesia AI Society, IA-ITB, Kagama, IABIE, IATI, KADIN serta masyarakat luas dalam penggalangan dana.
Penggalangan dana ini dibutuhkan untuk kebutuhan scale up production melengkapi dana APBN pemerintah yang bersumber dari Kementerian Ristek/BRIN, Litbangkes, BPPT, Eijkman, dan lainnya.
Baca juga: Jalan Utama di Balikpapan Ditutup, Warga Dipastikan Masih Bisa Belanja Kebutuhan Pokok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.