Inilah permasalahan yang harus diselesaikan, dicari solusinya untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih efektif.
Apalagi imbauan tidak mudik dari pemerintah menjelang bulan puasa, sebagian masyarakat terlihat mulai tidak menaatinya.
Dengan demikian kebijakan tentang social distancing harus lebih ditekankan pada physical distancing.
Akan tetapi, kebijakan physical distancing perlu disosialisasikan secara terus-menerus agar masyarakat memahami secara benar tentang kegunaan kebijakan physical distancing bagi kesehatan bersama masyarakat sebagai hasil dari ikatan relasi sosial yang sangat kuat.
Relasi sosial tidak hanya berbentuk kontak langsung semata, tetapi juga bagaimana kehidupan sosial masyarakat berjalan secara stabil.
Jelasnya, kelemahan memahami social distancing pada wilayah publik, perlu diatasi dengan memperjelas fungsi physical distancing yang sangat diperlukan dalam menangani wabah Covid-19.
Dengan demikian, penanggulangan wabah Covid-19 memerlukan pendekatan kultural, dan karenanya peranan para tokoh dan pihak-pihak yang memegang kekuatan kultural dalam masyarakat sangat vital.
Perlu melibatkan pemerintah desa seperti RT, RW, dan kelurahan, selain Kepolisian dan TNI dalam hal pengawasan terhadap masyarakatnya.
Di sisi lain, faktor ekonomi juga merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan, kekhawatiran kehilangan pekerjaan.
Hal itu dapat dimengerti karena sampai sejauh ini masih banyak dunia usaha yang belum secara tegas menyatakan keberpihakannya terhadap kebijakan work from home (WFH) dengan berbagai alasan.
Ditambah lagi kenyataan bahwa ada anggota masyarakat yang memang harus keluar rumah karena hanya dengan cara keluar rumah kelangsungan hidup keluarganya dapat dipertahankan.
Para sopir ojek online dan pekerja sektor informal adalah kelompok yang berhadapan dengan pilihan-pilihan sulit saat ini.
Last but not least, tidak ada pilihan lain, mengatasi wabah Covid-19 memerlukana sinergi semua pihak, kesadaran dan pengorbanan semua pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga dunia usaha, dunia pendidikan, dan masyarakat.
Kepekaan sosial terhadap sesama merupakan kekuatan yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam mengatasi permasalahan ini.
Saatnya kita menunjukkan bahwa menjaga kelangsungan hidup manusia merupakan prioritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Teruslah berjuang dengan penuh optimisme bangsa bahwa masalah ini akan segera teratasi.
Rezi Erdiansyah
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara