Warga Italia yang lebih muda cenderung memiliki interaksi tinggi dengan orang tua mereka.
Sebab, banyak dari mereka tinggal di rumah yang sama dengan orang tua dan kakek nenek mereka.
Data keluarga menunjukkan, banyak dari mereka yang tinggal bersama orang tua bepergianke kota-kota, seperti Milan.
Para peneliti Oxford tersebut juga bependapat bahwa seiring perjalanan antara kota-kota dan rumah-rumah di perdesaan mungkin telah memperburuk penyebaran virus.
"Orang-orang muda yang bekerja dan berinteraksi di kota-kota mungkin tertular virus corona di sana dan membawanya pulang ke orang tua mereka," jelas Beam.
Jika mereka tidak memiliki gejala, tak ada yang tahu jika mereka telah menginfeksi para orang tua.
Baca juga: Viral Unggahan Dettol Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Penjelasannya
Seorang dokter penyakit menular di Hospital of Central Connecticut Dr Sarah Banks menyebutkan, faktor risiko lain yang mungkin berhubungan dengan tingginya angka infeksi di Italia adalah merokok.
Menurut dia, Covid-19 merupakan penyakit pernapasan yang menyebabkan pneumonia, kegagalan pernapasan, dan dalam kasus terburuk bisa menyebabkan kematian.
"Merokok dapat merusak fungsi paru-paru dan sistem kekebalan tubuh serta berkontribusi terhadap penyakit pernapasan yang lebih parah," kata Sarah, dilansir dari ABC News.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 21 persen warga Italia adalah perokok.
Baca juga: Jumlah Korban Meninggal Dunia akibat Virus Corona di Italia Lampaui China