Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pembantaian My Lai, Vietnam, Tewaskan 504 Warga Sipil

Kompas.com - 16/03/2020, 11:06 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 52 tahun yang lalu, tepatnya 16 Maret 1968, satu peleton tentara Amerika Serikat melakukan pembantaian warga sipil di My Lai, dekat pantai utara Vietnam Selatan.

Peristiwa tersebut dirahasiakan selama hampir dua tahun sebelum kemudian dikenal sebagai Pembantaian My Lai yang bersejarah.

Melansir History, pada Maret 1968, satu peleton tentara dari Charlie Company menerima kabar bahwa gerilyawan Viet Cong berlindung di desa Son My, Quang Ngai.

Peleton tersebut pun memasuki salah satu dari empat dusun, My Lai 4, dalam misi pencarian dan penghancuran desa pada tanggal 16 Maret.

Para prajurit ini dipimpin oleh Letnan William Calley. 

Sesampainya di My Lai, mereka tidak menemukan Viet Chong, tetapi justru penduduk desa yang tidak bersenjata.

Kebanyakan dari penduduk merupakan wanita, anak-anak, dan pria tua.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Persib Bandung Lahir, Berikut Perjalanannya...

Sebelum diberangkatkan, para prajurit diinstruksikan oleh komando militer bahwa semua yang ditemukan di My Lai dapat dianggap sebagai musuh.

Para prajurit diperintahkan untuk menghancurkan desa tersebut.

Selain membunuh pria tua, wanita, dan anak-anak, para prajurit juga membantai ternak yang tak terhitung jumlahnya. 

Mereka membakar desa hingga rata dengan tanah. 

Pembantaian ini kemudian dilaporkan berakhir ketika seorang pilot helikopter Angkatan Darat Waran Hugh Thompson mendaratkan pesawatnya di antara para prajurit dan penduduk desa.

"Kami terus terbang bolak-balik dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menyadari sejumlah besar mayat di sana," kata Thompson pada konferensi My Lai di Tulane University pada tahun 1994 sebagaimana dikutip History.

Ia mengancam akan melepaskan tembakan jika para prajurit melanjutkan serangan mereka.

Thompson dan krunya kemudian membawa orang-orang yang selamat untuk mendapatkan perawatan medis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com