Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Virus Corona Sejumlah Maskapai Operasikan Pesawat Tanpa Penumpang, Ini Alasannya

Kompas.com - 08/03/2020, 17:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah maskapai penerbangan internasional terpaksa menghamburkan bahan bakar untuk mengoperasikan pesawatnya tanpa penumpang keluar dan masuk kawasan Eropa selama wabah corona berlangsung.

Meskipun jelas merugi dan menelan biaya yang tidak sedikit, semua itu dilakukan agar tidak kehilangan slot terbang ke Eropa.

Sebagaimana diketahui, akibat wabah virus corona, dunia penerbangan banyak terganggu akibat ditiadakannya banyak rute untuk menghindari penyebaran virus.

Permintaan penerbangan menurun begitu drastis, karena banyak negara yang menutup akses dari wilayah-wilayah terdampak.

Belum lagi masyarakat dunia yang ketakutan untuk melakukan perjalanan internasional, mengingat virus corona sudah terdeteksi di lebih dari 100 negara.

Baca juga: Kasus Corona 105.024 di Seluruh Dunia, Catat Ini Sebelum Bepergian

Kerugian 113 miliar dollar AS

Asosiasi Transportasi Udara Internasional menyebut wabah itu telah merugikan hingga 113 miliar dollar, karena merosotnya angka penjualan tiket yang terjadi di seluruh dunia.

Aturan dari Eropa memang mengharuskan maskapai untuk mengoperasikan pesawat sesuai dengan alokasi yang dimiliki. Jika tidak, maka maskapai tersebut berisiko kehilangan slot yang ada.

Lebih rinci, aturan tersebut meminta maskapai internasional untuk tetap mengoperasikan 80 persen slot atau jatah penerbangan yang mereka miliki, jika tidak ingin kehilangannya dan kemudian dikuasai oleh maskapai pesaing.

Akan tetapi, meminta aturan itu untuk ditangguhkan sementara waktu selama wabah corona ini menjangkit.

Pada hari Kamis (5/3/2020), Shapps menyampaikan maksudnya itu kepada Airport Coordination Limited (ACL) dengan maksud untuk mencegah kerusakan lingkungan dan dampak ekonomi yang lebih parah.

"Saya sangat prihatin untuk memenuhi aturan 80/20 maskapai penerbangan terpaksa menerbangkan pesawat dengan muatan yang sangat rendah atau bahkan kosong, hanya untuk mempertahankan slot mereka," tulis Shapps, sebagaimana dikutip dari Bussiness Insider (6/3/2020).

Baca juga: Melalui Kartun, Jokowi Ingatkan Masyarat Tak Panik Hadapi Virus Corona

Minta penangguhan

Menurut Shapps, aturan terbang itu harus dihindari untuk sementara waktu ini, karena tidak ada satupun yang menginginkan situasi wabah corona terjadi, termasuk industri dan konsumen.

Saat ini, ACL baru menangguhkan aturan penerbangan tersebut untuk wilayah Hong Kong dan Cina daratan, namun tidak wilayah lain.

Wabah virus corona di banyak negara membuat maskapai penerbangan di seluruh dunia mengalami kesulitan keuangan.

Kekhawatiran masyarakat menyebabkan penurunan permintaan untuk perjalanan udara.

Sampai dengan Minggu (8/3/2020), seperti dilaporkan South China Morning Post, ada sebanyak 105.024 pasien virus corona di seluruh dunia.

Sebanyak 3.597 orang meninggal dunia, namun 56.903 lainnya dinyatakan telah sembuh.

Indonesia melaporkan adanya 4 kasus positif virus corona dalam sepekan ini. Sementara tetangga dekat Indonesia, yaitu Malaysia melaporkan 93 pasien positif, Singapura 138, Thailand 47, Vietnam 18 dan Filipina 5 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com