KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Uni Eropa mengadakan rapat darurat pada Jumat (6/3/2020) untuk merespons wabah virus corona. Pasalnya, virus ini hampir dikonfirmasi di seluruh negara anggota bagiannya dan menimbulkan pertanyaan tersendiri terhadap kesiapan Eropa.
Saat ini, sudah lebih dari dua bulan sejak kasus pertama virus corona Covid-19 dilaporkan di China. Jumlah infeksi yang dikonfirmasi di negara-negara Uni Eropa telah mencapai lebih dari 5.000 kasus.
Para pengamat mengatakan bahwa langkah agresif yang diperlukan untuk mengurangi epidemi ini belum direalisasikan.
Melansir CNN, sebelum pertemuan di Brussels, Jumat (6/3/2020), Menteri Kesehatan Republik Ceko, Adam Vojt?ch mengatakan bahwa kurangnya masker pelindung, peralatan pelindung lain dan disinfektan benar-benar memprihatinkan.
Ia menyerukan kepada Komisi Eropa untuk mempercepat proses pengadaan barang-barang tersebut.
Baca juga: Melalui Kartun, Jokowi Ingatkan Masyarat Tak Panik Hadapi Virus Corona
Komisioner Industri Uni Eropa, Thierry Breton, mengeluarkan pernyataan pada Jumat lalu, meminta negara-negara untuk mendata dampak rantai pasokan dalam waktu satu bulan terakhir.
Namun, masalah ini mulai memperoleh titik terang di minggu ini.
Di Jerman, apotek diberikan izin oleh Kementerian Kesehatan untuk mencampur sendiri larutan disinfektan. Sementara, di Perancis, Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa pemerintah akan mengendalikan produksi dan distribusi masker wajah.
Menurut laporan dari Kelompok Farmasi Uni Eropa, saat ini, banyak negara Eropa yang telah mengalami kekurangan obat sebelum terjadinya virus di negaranya. Lebih spesifik, kekurangan terjadi pada obat-obat penyakit pernapasan.
Baca juga: Pemerintah Disarankan Bentuk Sovereign Wealth Fund untuk Atasi Corona
Meskipun Uni Eropa tidak memiliki persiapan yang baik untuk menghadapi virus ini, kondisi tersebut bukan sepenuhnya kesalahan dari Uni Eropa.
Setiap negara anggota memiliki tanggung jawab untuk layanan kesehatan dan kebijakan perbatasannya masing-masing.
Namun, pejabat berwenang di Brussels telah memperingatkan bahwa negara-negara Uni Eropa belum berbagi informasi yang cukup satu sama lain atau dengan Uni Eropa sendiri.
"Gunakan saluran yang kita tetapkan untuk memberi informasi kebutuhan apa yang diperlukan dan bantuan tambahan apa yang bisa kami sediakan," kata Komisioner Eropa untuk Keamanan Pangan, Stella Kyriakides, sebagaimana dikutip CNN.
Tindakan pemindaian kesehatan secara bervariasi juga dilakukan di Uni Eropa.
Para ahli penerbangan mengatakan bahwa hanya segelintir negara yang membutuhkan deklarasi kesehatan publik dari penumpang yang baru kembali dari negara-negara terdampak virus seperti China dan Italia.
Baca juga: Hotel Karantina Pasien Corona di China Runtuh, 10 Orang Tewas