Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyebar Hampir di Seluruh Negara Anggota, Bagaimana Cara Eropa Menghadapi Wabah Corona?

Kompas.com - 08/03/2020, 14:20 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Uni Eropa mengadakan rapat darurat pada Jumat (6/3/2020) untuk merespons wabah virus corona. Pasalnya, virus ini hampir dikonfirmasi di seluruh negara anggota bagiannya dan menimbulkan pertanyaan tersendiri terhadap kesiapan Eropa.

Saat ini, sudah lebih dari dua bulan sejak kasus pertama virus corona Covid-19 dilaporkan di China. Jumlah infeksi yang dikonfirmasi di negara-negara Uni Eropa telah mencapai lebih dari 5.000 kasus.

Para pengamat mengatakan bahwa langkah agresif yang diperlukan untuk mengurangi epidemi ini belum direalisasikan.

Melansir CNN, sebelum pertemuan di Brussels, Jumat (6/3/2020), Menteri Kesehatan Republik Ceko, Adam Vojt?ch mengatakan bahwa kurangnya masker pelindung, peralatan pelindung lain dan disinfektan benar-benar memprihatinkan. 

Ia menyerukan kepada Komisi Eropa untuk mempercepat proses pengadaan barang-barang tersebut.

Baca juga: Melalui Kartun, Jokowi Ingatkan Masyarat Tak Panik Hadapi Virus Corona

Komisioner Industri Uni Eropa, Thierry Breton, mengeluarkan pernyataan pada Jumat lalu, meminta negara-negara untuk mendata dampak rantai pasokan dalam waktu satu bulan terakhir.

Namun, masalah ini mulai memperoleh titik terang di minggu ini.

Di Jerman, apotek diberikan izin oleh Kementerian Kesehatan untuk mencampur sendiri larutan disinfektan. Sementara, di Perancis, Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa pemerintah akan mengendalikan produksi dan distribusi masker wajah. 

Menurut laporan dari Kelompok Farmasi Uni Eropa, saat ini, banyak negara Eropa yang telah mengalami kekurangan obat sebelum terjadinya virus di negaranya. Lebih spesifik, kekurangan terjadi pada obat-obat penyakit pernapasan. 

Baca juga: Pemerintah Disarankan Bentuk Sovereign Wealth Fund untuk Atasi Corona

Bukan hanya salah Uni Eropa

Meskipun Uni Eropa tidak memiliki persiapan yang baik untuk menghadapi virus ini, kondisi tersebut bukan sepenuhnya kesalahan dari Uni Eropa. 

Setiap negara anggota memiliki tanggung jawab untuk layanan kesehatan dan kebijakan perbatasannya masing-masing.

Namun, pejabat berwenang di Brussels telah memperingatkan bahwa negara-negara Uni Eropa belum berbagi informasi yang cukup satu sama lain atau dengan Uni Eropa sendiri. 

"Gunakan saluran yang kita tetapkan untuk memberi informasi kebutuhan apa yang diperlukan dan bantuan tambahan apa yang bisa kami sediakan," kata Komisioner Eropa untuk Keamanan Pangan, Stella Kyriakides, sebagaimana dikutip CNN.

Tindakan pemindaian kesehatan secara bervariasi juga dilakukan di Uni Eropa.

Para ahli penerbangan mengatakan bahwa hanya segelintir negara yang membutuhkan deklarasi kesehatan publik dari penumpang yang baru kembali dari negara-negara terdampak virus seperti China dan Italia.

Baca juga: Hotel Karantina Pasien Corona di China Runtuh, 10 Orang Tewas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

Tren
7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com