Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Bulan Isolasi di Wuhan, dari Penyesalan, Kehilangan hingga Berdamai dengan Keadaan

Kompas.com - 23/02/2020, 18:30 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Kondisi kakek Xia pun memburuk. Keluarganya memanggil ambulans, tetapi tidak ada  yang datang.

"Kakek saya akhirnya memperoleh pengobatan pada 28 Januari, tetapi itu sudah terlambat dan ia meninggal keesokan paginya akibat 'infeksi virus', katanya.

Baca juga: Studi Baru, Virus Corona Wuhan Diduga Lebih Menular dari Perkiraan WHO

Penyesalan dan kehilangan

Rasa sesal dan kehilangan diperparah dengan kemarahan akibat keputusan dari pihak berwenang di kota tersebut.

"Bagaimana mungkin otoritas Wuhan tiba-tiba menutup seluruh kota hanya satu hari setelah mereka mengatakan bahwa wabah itu terkendali?" kata Xia.

Epidemi ini telah membunuh lebih dari 2.300 orang di mana sebagian besar kematian terjadi di Wuhan dan banyak kasus yang belum tersentuh.

Seorang Profesor Ilmu Komputer mengatakan bahwa kematian koleganya membuatnya menyadari bahwa semua orang sama sebelum menghadapi kematian.

Sementara, seorang ibu mengatakan bahwa krisis ini membuatnya merasa tidak berdaya, meskipun hanya untuk menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan rumahnya.

Bagi relawan, Andy Wang, momen ini membawa seluruh emosinya ke permukaan. Dengan dihentikannya seluruh operasional transportasi publik, kelompok relawan menggunakan kendaraannya sendiri untuk bekerja.

Pada 31 Januari lalu, ia mengantarkan seorang perawat yang belum pulang selama lebih dari satu minggu ke rumah untuk melihat orangtuanya selama beberapa menit.

Baca juga: Pemerintah Diminta Buka Data Jumlah WNI yang Masih Ada di Wuhan

Panik mereda

Seiring berjalannya waktu, perasaan panik pun mulai mereda di dalam masyarakat Wuhan.

Pasalnya, mereka dapat bertahan hidup tanpa pergi ke luar wilayah. Masyarakat dapat menempatkan pesanan secara online dan mengambil barang tersebut keesokan harinya, di luar gerbang yang didesain di setiap kompleks perumahan.

Sementara orang-orang lainnya telah bersama-sama membangun komunitas online untuk saling berbagi informasi.

Bagi semua penduduk Wuhan, hidup tetap berjalan, dan sebelum adanya pengumuman resmi yang mengakhiri isolasi tersebut, "gaya hidup penjara" ini terus berjalan.

"Saya tahu banyak orang telah kehilangan yang mereka sayangi dan semuanya tidak akan lagi sama, tetapi saya berharap bahwa hidupnya dapat kembali seperti normal," kata Wang.

Baca juga: Alasan Penginapan Ini Nekat Tetap Buka di Wuhan meski Corona Mewabah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com