Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul di Palembang, Berikut Awal Mula Kasus Flu Burung

Kompas.com - 08/02/2020, 18:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Virus flu burung (H5N1) kembali ditemukan di Palembang baru-baru ini.

Dilansir dari Antara (7/02/2020), hal itu diketahui setelah uji sampel terhadap ratusan ayam kampung yang mati mendadak di Kecamatan Kalidoni, Palembang pada awal Januari 2020.

Kasus flu burung tersebut menjadi kasus pertama sejak terakhir ditemukan di Palembang pada 2015 silam.

Baca juga: Selain Virus Corona, Berikut Wabah yang Pernah Gemparkan Dunia

Awal mula flu burung

Dikutip dari Harian Kompas, 26 Januari 2004, wabah flu burung pertama kali ditemukan di Italia pada 1878.

Tetapi baru dikenali dalam wabah besar yang melanda peternakan ayam di Amerika Serikat (AS) pada 1924-1925.

Saat itu flu burung masih menular di antara unggas dan belum terjadi penularan ke hewan lain.

Pada Maret 1997, flu burung dari subtipe H5N1 mulai menjangkiti peternakan ayam di Hongkong.

Dua bulan kemudian, flu itu menular ke seorang anak laki-laki berusia tiga tahun. Saat itu obatnya belum ditemukan, sehingga anak tersebut meninggal.

Selanjutnya, 17 orang terjangkit virus yang sama di Hong Kong pada Desember 1997. Lalu pemerintah mulai membinasakan 1,5 juta ayam.

Virus itu membuat 17 orang yang terjangkit flu burung menderita komplikasi berat, seperti pneumonia dan radang selaput otak. Lima di antaranya akhirnya meninggal sehingga total korban meninggal mencapai enam orang.

Pada Februari 2003, virus H5N1 (flu burung) kembali menyerang Hongkong dan menulari dua orang. Salah satu korban kemudian meninggal. Virus H5N1 kemudian menjadi perhatian utama para ahli, karena dapat bermutasi dengan cepat.

Virus itu juga mampu berubah menjadi beberapa subtipe virus yang baru sehingga dapat menular ke spesies lain, termasuk manusia. 

Baca juga: Wabah Virus Corona dan Ditutupnya Tembok Besar China...

 

Kasus pertama flu burung di Indonesia

Diberitakan Harian Kompas, (25/01/2004), kasus flu burung menyebabkan kematian 10 juta ayam petelur. Penyakit tersebut mulai merebak sejak Oktober 2003. Kematian ayam petelur terjadi di Jawa Timur dan beberapa daerah di Indonesia.

Harian Kompas (21/07/2005) memberitakan flu burung positif penyebab kematian 3 orang warga Tangerang.

Mereka adalah ayah dan 2 anak perempuannya. Iman Siswara dan putri-putrinya itu didiagnosis radang paru (pneumonia).

Sebelumnya diberitakan kematian diduga kuat akibat terinfeksi virus flu burung.

Lalu kasus itu diteliti di laboratorium rujukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Hong Kong.

Setelah dinyatakan positif, sebanyak 44 rumah sakit disiagakan untuk menangani penderita yang diduga terinfeksi flu burung.

Saat itu negara-negara Asia lain sudah lebih dulu memiliki kasus positif dan kematian akibat flu burung subtipe H5N1. Mereka adalah Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Bedanya di Indonesia korban adalah penduduk urban yang tidak terkait langsung dengan urusan peternakan.

Baca juga: Soal Wabah Virus Corona, Mengapa Sejumlah Virus Berbahaya Muncul dari China?

Perkembangan kasus flu burung

Setelah kasus pertama kematian flu burung, kasus-kasus positif hingga kematian berkembang.

Dikutip Harian Kompas (15/05/2006), dari 38 kasus flu burung, 29 di antaranya meninggal dunia. Data tersebut tercatat hingga 12 Mei 2006.

Pada 6 Juni 2006, Harian Kompas mencatat, kasus flu burung sudah mencapai 51 kasus dengan korban jiwa 37 orang.

Jumlah wilayah infeksi flu burung saat itu ada di delapan provinsi, yakni:

  1. DKI Jakarta (13 kasus, 11 meninggal)
  2. Banten (6 kasus, 5 meninggal)
  3. Jawa Barat (16 kasus, 12 meninggal)
  4. Jawa Tengah (3 kasus, 2 meninggal)
  5. Jawa Timur (2 kasus, 1 meninggal)
  6. Sumatera Utara (7 kasus, 6 meninggal)
  7. Lampung (3 kasus, hidup)
  8. Sumatera Selatan (1 kasus, hidup).

Baca juga: Otoritas Kesehatan China Sebut Virus Corona Bisa Menular Melalui Sentuhan

Diberitakan Harian Kompas (29/3/2007) setidaknya sudah ada 66 korban meninggal akibat virus flu burung di Indonesia. Data tersebut didapat dari Departemen Kesehatan.

Kasusnya terus bertambah seiring berjalannya waktu. Hingga pada pertengahan 2007 flu burung telah menyebar di:

  1. Provinsi Jawa Barat
  2. DKI Jakarta
  3. Banten
  4. Sumatera Utara
  5. Jawa Tengah
  6. Jawa Timur
  7. Lampung
  8. Sulawesi Selatan
  9. Sumatera Barat
  10. Sumatera Selatan
  11. Riau.

Di Jawa Tengah sendiri selama Mei 2007 ada tiga kabupaten infeksi baru, yaitu Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Kendal.

Hingga 2010, flu burung masih menghantui Indonesia.

Dikutip Harian Kompas (31/12/2010), secara kumulatif kasus positif flu burung di Indonesia sejak 2005 sampai 31 Desember 2010 ada 171 kasus.

Sebanyak 141 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Menyoal Virus Corona, Disebut Berasal dari Hewan hingga Menular Lewat Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com