Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lampion Identik dengan Imlek? Berikut Makna dan Sejarahnya

Kompas.com - 25/01/2020, 14:15 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perayaan Tahun Baru Imlek jatuh pada 25 Januari 2020. Perayaan Imlek 2571 yang jatuh pada Sabtu ini merupakan Tahun Tikus Logam.

Diketahui perayaan Tahun Baru Imlek setiap tahunnya tidak lepas dari atraksi barongsai dan pemasangan lampion.

Sejumlah daerah pun berbenah menyambut perayaan Imlek, salah satunya yakni Solo.

Bahkan untuk menyemarakkan Imlek, setidaknya 5.000 lampion dipasang menghiasi kota selama sebulan penuh.

Dilansir Kompas.com (19/01/2020), lampion-lampion tersebut mulai dinyalakan 15 januari hingga 15 Februari 2020. Tepatnya di kawasan Pasar Gede Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca juga: Suka Cita Perayaan Imlek Terbuka Pertama di Indonesia...

Awal mula lampion 

Dikutip Culture Trip, lentera China atau yang kerap disebut dengan lampion tujuan awalnya hanyalah untuk menjadi sumber cahaya.

Orang-orang dari Dinasti Han Timur kuno (25-220 M) membuat lampion dari rangka bingkai bambu, kayu, atau jerami gandum.

Lalu meletakkan lilin di tengahnya dan merentangkan sutra atau kertas di atasnya sehingga nyala api tidak akan tertiup angin.

Di kemudian hari, lampion diadopsi para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah mereka pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar.

Atas perintah seorang kaisar, orang-orang bergabung dalam ritual itu lalu menyalakan lentera untuk menghormati Buddha dan membawanya ke istana di Luoyang.

Baca juga: Gara-gara Virus Corona Perayaan Tahun Baru Imlek di Beijing Batal

Festival lampion

Saat Dinasti Tang, hal tersebut berubah menjadi sebuah festival yang dirayakan setiap tahun.

Pada hari ke-15 kalender lunar, orang China merayakan festival dan menyebutnya Festival Lentera. Hal itu dianggap sebagai akhir tahun baru China.

Masih dari sumber yang sama, berikut beberapa jenis lampion:

1. Tomato Light

Bentuk paling dasar dikenal sebagai Tomato Light, yang oleh sebagian besar orang di seluruh dunia diasosiasikan dengan lampion China.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com