Soal perselisihan batas laut, phak China bersedia menyelesaikannya dengan Indonesia, seperti dikutip dari Harian Kompas, 28 Juli 1995.
Di tahun 2016, ketegangan antara Indonesia-China kembali terjadi ketika Kapal pengawas perikanan Hiu 11 gagal menangkap kapal ikan ilegal KM Kway Fey 10078 asal Tiongkok akibat mengalami insiden.
Harian Kompas, 11 Maret 2016, kapal ilegal berbobot sekitar 200 gros ton tersebut terindikasi dikawal kapal patroli Tiongkok sewaktu mencuri ikan.
Insiden terjadi sewaktu aparat pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengejar dan memberikan tembakan peringatan ke KM Kway Fey 10078.
Baca juga: Laut Lampung Menyala Biru di Malam Hari dan Berbusa di Siang Hari, Ada Apa?
Kapal itu tidak mau berhenti dan berusaha melarikan diri dengan berlayar zig-zag sehingga terjadi tabrakan dengan KP Hiu 11.
Setelah tabrakan, tiga personel KP Hiu 11 melompat ke kapal KM Kway Fey 10078, kemudian memindahkan delapan anak buah kapal (ABK) tersebut ke KP Hiu 11.
Namun, dalam perjalanan menggiring kapal ilegal itu untuk pemeriksaan, datang kapal patroli RRC 310 Nanfeng asal Tiongkok berbobot sekitar 1.000 GT yang mengejar dan menabrak kapal ikan tersebut.
Pemerintah RI pun menyampaikan tiga protes resmi kepada Pemerintah China terkait insiden tersebut.
Pertama, pelanggaran atas hak berdaulat atau yurisdiksi Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen Indonesia.
Kedua, pelanggaran terhadap upaya penegakan hukum oleh aparat Indonesia di wilayah ZEE dan Landas Kontinen Indonesia.
Pelanggaran ketiga adalah terhadap kedaulatan laut teritorial Indonesia, seperti pemberitaan Harian Kompas, 22 Maret 2016.
Dengan adanya protes yang dilayangkan oleh pemerintah Indonesia, pemerintah China melalui juru bicara Kemlu China menyatakan bahwa China dan Indonesia tidak memperebutkan kedaulatan atas Kepulauan Natuna dan perairan di sekelilingnya.
Meski demikian, pemerintah Indonesia melalui KKP tetap bersikap tegas dalam menindak kapal penangkap ikan asing yang masuk ke wilayah Indonesia, tidak terkecuali China.
Baca juga: BMKG Bantah Isu Retakan di Permukaan Laut Indikasikan Potensi Gempa di Jawa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.