KOMPAS.com - Jenderal top Iran Qasem Soleimani dilaporkan tewas dalam sebuah serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad.
Laporan tersebut disampaikan oleh Hashed al-Shaabi, kelompok paramiliter Irak yang memperoleh sokongan dari Teheran, Jumat (3/1/2020).
Mengutip pemberitaan Kompas.com, Jumat (3/1/2020), militer setempat mengungkapkan bahwa Bandara Baghdad diserang oleh serangkaian rudal saat tengah malam.
Rudal tersebut menghantam konvoi Hashed al-Shaabi dan menewaskan delapan orang.
Soleimani adalah salah satunya. Qasem Soleimani merupakan komandan dari Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi yang merupakan sebuah cabang elite militer di Iran.
Baca juga: Beredar Rekaman CCTV Detik-detik Jenderal Iran Tewas Diserang Rudal AS
Dihimpun dari sejumlah pemberitaan Kompas.com, berikut fakta penyerangan yang disebut atas perintah Presiden AS Donald Trump dan menewaskan Jenderal Soleimani:
Serangan yang dilakukan di Bndara Baghdad terjadi setelah pada Selasa (31/12/2019), masa pendukung Hashed menyerang Kedutaan Besar Irak di Baghdad.
Penyerangan terhadap kedutaan besar ini merupakan bentuk respons dari serangan udara yang telah dilakukan AS terhadap Hashed pekan sebelumnya.
Serangan ini menewaskan 25 orang.
Sementara, menurut pihak Washington, mereka hanya melakukan balasan atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil pada Jumat (27/12/2019).
Menteri Pertahanan Mark Esper pun menuduh Iran berada di balik aksi massa di kedubes. Ia juga tidak menoleransi serangan terhadap warga dan kepentingannya.
AS juga mengumumkan kematian Qasem Soleimani dalam serangan 'Atas arahan presiden'.
"Atas arahan Presiden, militer AS menggunakan tindakan penting dengan membunuh Qasem Soleimani, Kepala Pasukan Quds," kata Pentagon sebagaimana dikutip dari pemberitaan Kompas.com (3/1/2020).
Baca juga: Jenderal Qasem Soleimani Tewas Diserang, Trump: Iran Tak Pernah Menang Perang, tapi...
Langkah tersebut diambil untuk mencegah rencana serangan Teheran di masa mendatang.
Pentagon mengungkapkan, Qasem secara aktif merencanakan serangan terhadap diplomat maupun militer AS di Timur Tengah.