Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tahun Baru, Kenapa Dimulai Setiap 1 Januari?

Kompas.com - 31/12/2019, 18:35 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Tahun Baru selalu dimulai pada tanggal 1 Januari di banyak negara di dunia.

Meski demikian, secara fakta, selama berabad-abad, tahun baru juga pernah dimulai pada 25 Maret dan 25 Desember.

Jadi, bagaimana sejarahnya sehingga setiap tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai Hari Tahun Baru?

Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, awalnya, penetapan tersebut dimulai pada masa pemerintahan Raja Romawi Numa Pompilius, sekitar 715-673 SM.

Numa merevisi kalender republik Romawi sehingga Januari menggantikan Maret sebagai bulan pertama.

Keputusan itu dinilai tepat lantaran Januari diambil dari nama Jenus, dewa Romawi untuk segala permulaan.

Sementara Maret diambil dari nama Mars, dewa perang.

Beberapa sumber juga menyebut bahwa Numa juga menciptakan bulan Januari.

Namun, ada bukti bahwa 1 Januari tidak dijadikan sebagai awal tahun Romawi hingga 153 SM.

Baca juga: Tak Pesta Kembang Api, Pemkot Bogor Gelar Doa dan Ngairung Sambut Tahun Baru

Pada 46 SM, Julius Caesar memperkenalkan lebih banyak perubahan seperti Kalender Julian.  Kalender Julian juga menetapkan 1 Januari sebagai tanggal pembukaan tahun itu.

Dengan perluasan Kekaisaran Romawi, penggunaan kalender Julian juga menyebar.

Namun, setelah jatuhnya Roma pada abad ke-5 M, banyak negara Kristen mengubah kalender sehingga lebih mencerminkan agama mereka, dan 25 Maret (Pesta Pemberitaan Kabar Sukacita) dan 25 Desember (Natal) menjadi Hari Tahun Baru.

Belakangan diketahui, kalender Julian memerlukan perubahan tambahan karena salah perhitungan tentang tahun kabisat.

Efek kumulatif kesalahan ini selama beberapa abad menyebabkan berbagai peristiwa terjadi di musim yang salah.

Hal itu juga menciptakan masalah ketika menentukan tanggal Paskah.

Dengan demikian, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender yang direvisi pada 1582.

Selain menyelesaikan masalah dengan tahun kabisat, kalender Gregorian memulihkan 1 Januari sebagai awal Tahun Baru.

Baca juga: Selamat Tahun Baru Kiribati dan Samoa! Dua Negara yang Pertama Rayakan Tahun Baru

Sementara Italia, Prancis, dan Spanyol adalah di antara negara-negara yang segera menerima kalender baru, negara-negara Protestan dan Ortodoks lambat untuk mengadopsinya.

Inggris Raya dan koloni Amerika tidak mulai mengikuti kalender Gregorian sampai 1752. Sebelum itu mereka merayakan Hari Tahun Baru pada 25 Maret.

Seiring waktu negara-negara non-Kristen juga mulai menggunakan kalender Gregorian.

Cina (1912) adalah contoh penting, meskipun terus merayakan Tahun Baru Cina menurut kalender lunar atau perhitungan bulan.

Bahkan, banyak negara yang mengikuti kalender Gregorian juga memiliki kalender tradisional atau agama.

Beberapa negara juga tercatat tidak pernah mengadopsi kalender Gregorian dan dengan demikian memulai tahun pada tanggal selain 1 Januari. Misalnya, Ethiopia, merayakan Tahun Baru (dikenal sebagai Enkutatash) pada bulan September.

Baca juga: Serunya Belanja Ikan untuk Pesta Tahun Baru di Pasar Kaget Muara Karang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com