Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Epidemi HIV, WHO Rekomendasikan 6 Hal Terkait Tes HIV/AIDS

Kompas.com - 04/12/2019, 07:00 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber WHO

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi baru bagi negara-negara dengan tingkat HIV tinggi dan belum terdiagnosis. Lantaran belum didiagnosis, maka belum mendapatkan perawatan penyelamatan atau memperpanjang harapan hidup.

Dilansir dari siaran resmi WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, selama dekade terakhir, wajah epidemi HIV telah berubah secara dramatis.

Menurut dia, masih belum banyak yang mendapatkan bantuan karena belum terdiagnosis.

"Pedoman tes HIV baru WHO bertujuan secara dramatis mengubah ini," kata Tedros dalam siaran resminya.

Tes HIV sebagai kunci untuk memastikan orang didiagnosis lebih dini dan memulai pengobatan.

Layanan pengujian yang baik memastikan bahwa orang yang tes HIV dengan hasil negatif, terhubung dengan layanan pencegahan yang tepat dan efektif. Hal ini membantu mengurangi 1,7 juta infeksi HIV baru yang terjadi setiap tahun.

Baca juga: Kisah Dokter di Aceh Utara Berupaya Menjaring Pengidap HIV/AIDS, Beri Tes hingga Layanan Konseling Sukarela

WHO merekomendasikan berbagai pendekatan inovatif untuk merespons kebutuhan kontemporer. Apa saja?

1. Menanggapi perubahan epidemi HIV dengan proporsi tinggi orang yang sudah diuji dan diobati, WHO mendorong seluruh negara untuk mengadopsi strategi tes HIV standar yang menggunakan tiga tes reaktif berturut-turut untuk memberikan diagnosis HIV positif.

Sebelumnya, sebagian besar negara dengan beban tinggi menggunakan dua tes berturut-turut.

Pendekatan baru ini dapat membantu negara mencapai akurasi maksimum dalam tes HIV.

2. WHO merekomendasikan negara-negara menggunakan swa-uji HIV.

Hal ini berdasarkan bukti baru bahwa orang yang berisiko lebih tinggi terhadap HIV dan tidak melakukan tes dalam pengaturan klinis, lebih memungkinkan untuk dilakukan tes dengan swa-uji HIV.

3. WHO juga merekomendasikan tes HIV berbasis jejaring sosial, di mana menjangkau populasi berisiko tinggi, tetapi memiliki lebih sedikit akses ke layanan juga direkomendasikan.

Beberapa populasi yang dimaksud seperti pria yang melakukan hubungan seks dengan pria, orang yang memakai narkoba dengan cara suntik, pekerja seks, populasi transgender dan orang-orang di dalam penjara.

Populasi tersebut dan pasangannya mencakup lebih dari lebih dari 50 persen kasus infeksi HIV baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com