Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya SEA Games, Berikut 5 Isu Tes Keperawanan yang Pernah Terjadi

Kompas.com - 30/11/2019, 19:46 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Ia menilai ide tersebut tidak tepat lantaran bisa menyebabkan timbulnya dampak pada psikologi anak. Selain itu menurutnya penyebab hilangnya keperawanan bukan hanya akibat hubungan seksual.

“Bisa jadi kan karena kecelakaan, kemudian fafktor lainnya, kita kan tidak tahu, lalu bagaimana dengan membuktikan keperjakaan,” tanya dia.

Sempat menimbulkan banyak pro dan kontra, pada akhirnya DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur meminta maaf atas adanya usulan tersebut dan berjanji untuk mengkaji ulang dengan mendatangkan para ahli guna membuat kebijakan yang lebih baik.

Baca juga: UMK Jawa Timur 2020 Disahkan, Tertinggi Rp 4,2 Juta, Terendah Rp 1,9 Juta

4. Tes keperawanan untuk calon Polwan

Melansir dari Kompas.com (18/11/2014) Organisasi Pengawas Hak Asasi Manusia, Human Rights Watch (HWR) mengungkap adanya tes keperawanan pada perempuan yang ingin menjadi anggota Polri.

Namun hal tersebut dibantah oleh Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto.

Ia mengatakan tes kesehatan sebatas memeriksa kesehatan organ reproduksi untuk mengetahui apakah calon polwan memiliki penyakit atau tidak pada organ reproduksinya.

Sementara itu, melansir dari Kompas.com (19/11/2014), Kepala Divisi Hukum Polri Inspektur Jenederal Moechgiyarto saat itu membenarkan adanya tes keperawanan bagi calon polisi wanita.

Ia mengatakan tes tersebut untuk menjaga moral calon perwira kepolisian.

"Memang kalau dikaitkan dengan profesi tidak ada pengaruhnya, tapi kita ada aturan main. Ini soal moral, kita tidak mau ada bibit yang tidak baik," kata Moechgiyarto saat itu.

Baca juga: 7 Larangan Pamer Kemewahan bagi Anggota Polri, Ini Rinciannya...

5. Tes keperawanan untuk calon tentara wanita

Diberitakan Kompas.com (15/05/2015) Moeldoko yang saat itu masih menjabat sebagai Jenderal Panglima TNI mengakui bahwa institusinya telah melakukan tes keperawanan untuk para calon tentara wanita.

Menurutnya, hal tersebut adalah untuk kebaikan, sehingga tak perlu dipermasalahkan.

Saat ditanya perkara keterkaitan tes keperawanan dengan kemampuan wanita menjadi tentara Moeldoko mengisyaratkan hal tersebut tidak terkait langsung.

Ia hanya menjelaskan bahwa ada tiga hal yang harus dimiliki seorang prajurit TNI yakni moralitas, akademik dan kekuatan fisik.

Sedangkan tes keperawanan adalah bagian dari penilaian moralitas.

Saat itu, wacana tersebut muncul ketika pertama diungkap oleh Human Rights Watch (HRW) melalui situsnya Rabu (13/5/2015) yang sebelumnya mengungkap masalah serupa di institusi Polri

"Angkatan Bersenjata Indonesia harus memahami bahwa 'tes keperawanan' yang melukai dan mempermalukan perempuan dalam tes masuk itu tidak ada kaitannya dengan meningkatkan keamanan nasional," ujar Nisha Varia, Associate Director untuk Hak Perempuan HRW.

(Sumber: Kompas.com/Ahmad Winarno, Sabrina Asril, Abba Gabrillin I Editor: Kistyarin, Farid Assifa, Bayu Galih)

Baca juga: 6 Menteri Jokowi dari Unsur TNI, Siapa Saja Mereka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com