Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Wabah Malaria, Ini Sejarah Hari Kesehatan Nasional

Kompas.com - 12/11/2019, 15:09 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, 12 November juga menjadi peringatan Hari Kesehatan Nasional.

Awal mula 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional dimulai dari upaya pemberantasan penyakit malaria di Indonesia yang sempat mewabah di tahun 1950an.

Ratusan ribu warga Indonesia saat itu meninggal karena wabah malaria.

Untuk menangani kasus tersebut, di tahun 1959, pemerintah mengambil beragam upaya untuk memberantas malaria dengan membentuk Dinas Pembasmian Malaria.

Di tahun 1963, nama Dinas Pembasmian Malaria diganti menjadi Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM).

Dengan bantuan WHO dan USAID, pemberantasan wabah malaria salah satunya dilakukan dengan penyemprotan obat jenis DDT secara masal ke rumah-rumah penduduk di Pulau Jawa, Bali dan Lampung.

Penyemprotan masal tersebut pertama kali dilakukan secara simbolis oleh Soekarno yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI di Desa Kalasan, Yogyakarta, tangga 12 November 1959.

Tanggal tersebut kemudian dinobatkan sebagai Hari Kesehatan Nasional yang dirayakan setiap tahun untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia sekaligus pemahaman mereka akan pentingnya hidup sehat.

Baca juga: Diperingati Setiap 12 November, Ini Sejarah Hari Ayah Nasional

Penyebab Malaria

Agar wabah malaria yang pernah menjadi sejarah kelam bangsa Indonesia ini tak lagi terjadi, tentunya kita harus melakukan langkah-langkah pencegahan.

Penyakit malaria umumnya disebabkan oleh parasit Plasmodium.

Parasit dapat menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Ada banyak jenis parasit plasmodium, tetapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia, yaitu:

  • Plasmodium falciparum-terutama ditemukan di Afrika, parasit ini adalah jenis parasit malaria yang paling umum dan merupakan penyebab sebagian besar kematian malaria di seluruh dunia.
  • Plasmodium vivax-terutama ditemukan di Asia dan Amerika Selatan, parasit ini menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada Plasmodium falciparum, tetapi dapat bertahan di hati hingga tiga tahun, yang dapat menyebabkan kekambuhan.
  • Plasmodium ovale-cukup jarang dan biasanya ditemukan di Afrika Barat, dapat tetap di hati selama beberapa tahun tanpa memunculkan gejala.
  • Plasmodium malariae-ini cukup langka dan biasanya hanya ditemukan di Afrika.
  • Plasmodium knowlesi-ini sangat langka dan ditemukan di beberapa bagian Asia Tenggara.

Melansir laman NHS, berikut cara-cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah malaria:

  • Kesadaran akan risiko, cari tahu apakah kita berisiko terkena malaria.
  • Pencegahan gigitan, hindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, menutupi lengan, kaki dan menggunakan kelambu.
  • Periksa apakah kita perlu minum tablet pencegahan malaria, jika kita melakukannya, pastikan kita mengonsumsi tablet antimalaria yang tepat dengan dosis yang tepat, dan menyelesaikan kursus.
  • Diagnosis, cari saran medis segera jika kita memiliki gejala malaria, termasuk hingga satu tahun setelah kita kembali dari bepergian.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Infused Water Bermanfaat bagi Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com