Berdasarkan informasi yang dituliskan dalam unggahan di Facebook, Sukirman dikabarkan tidak punya biaya untuk mengobati tumor ganas yang menempel di dalam mulut.
Andi mengisahkan bahwa Sukirman sebelumnya pernah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB atau RS Mataram ketika dirinya kembali mengeluarkan darah.
Adapun tindakan perawatan yang dialami Sukirman berdasarkan rujukan dari RS Bima.
"Beliau ini kan pernah di RS Bima, sudah dirawat di RS provinsi, baru sekali kemo (sekitar 8 bulan lalu) sudah tidak ada biaya lagi," ujar Andi.
Lantaran tidak memiliki biaya inilah yang menjadi penyebab Sukirman tidak melanjutkan pengobatan kemoterapi. Alhasil ia memilih pulang.
"Dana yang dikeluarkan untuk kemo pertama kali itu cukup besar, jutaan. Setelah kemo, saya kurang tahu apakah beliau diberi obat dari RS atau tidak," ujar Andi.
Untuk mengurangi rasa sakit yang dideritanya, Andi menyampaikan bahwa Sukirman hanya mengonsumsi obat tradisional saja.
Dalam keseharian, Sukirman bekerja sebagai petani. Ia terpaksa menahan rasa sakit di bagian mulut akibat tumor ganas yang menggerogoti bagian tubuhnya.
Tak jarang pula darah segar yang keluar dari mulut dan hidungnya tidak lekas berhenti meski telah dibersihkan dengan tisu atau kain.
Pihaknya berharap ada pihak-pihak yang dapat membantu pengobatan Sukirman.
"Kalau bisa dibantu, mohon dibantu," kata dia.
Sementara itu, Andi mengungkapkan bahwa saat ini Sukirman masih dirawat di RSUD Provinsi NTB.
Baca juga: Hari Stroke Sedunia 2019: Dont Be The One
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.