Neonaticide didefinisikan sebagai pembunuhan bayi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran. Neonaticide hampir selalu dikaitkan dengan ibu yang bertindak sendiri baik untuk membuang atau membunuh bayinya.
Neonaticide juga bisa disematkan pada ibu yang menyembunyikan kehamilannya.
Baca juga: Diduga Sakit Jiwa, Ibu Bunuh Bayi Sendiri
Biasanya, motif paling umum yang melatarbelakangi tindakan ini adalah bayi tersebut tidak diinginkan. Para pelaku neonaticide hampir selalu menyangkal atau menyembunyikan kehamilan mereka dan jarang mencari perawatan sebelum melahirkan.
Setelah melakukan pembunuhan, gangguan kejiwaan para pelaku bisa berkembang. Namun, riset menunjukkan, mereka jarang memperlihatkan gangguan psikosis sebelum melakukan kejadian.
Psikosis adalah kelainan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan. Meski begitu, para pelaku jarang yang membunuh dirinya sendiri setelah melakukan aksinya.
Filicide mengacu pada pembunuhan anak oleh orangtua yang bisa dilihat dari sisi ibu dan ayah.
Berdasarkan riset dan catatan yang diambil dari kantor administrasi, ibu yang menjadi pelaku pembunuhan biasanya memiliki tekanan sosial dan sejarah pengalaman traumatis, seperti masalah keuangan dan memiliki riwayat pelecehan.
Dari penelitian tersebut, ibu yang menjadi sampel dipenjara biasanya sering tidak berpendidikan, lajang, menganggur, sebelumnya pernah menjadi korban, dan memiliki sedikit dukungan sosial. Beberapa bahkan mempunyai riwayat penyakit mental atau penyalahgunaan zat terlarang.
Berdasarkan penelitian, ayah cenderung membunuh anaknya secara impulsif, mabuk, dan menggunakan kekerasan. berbeda dengan filicide pada ibu, ayah biasanya cenderung membunuh dirinya sendiri setelah membunuh anak-anaknya.
Lebih lanjut, ayah lebih mungkin membunuh seluruh anggota keluarga atau yang lebih dikenal dengan nama familicide, dibanding ibu.
Baca juga: Ramai Istri Bunuh Suami, Mengapa Ada Orang yang Tega Menghabisi Keluarganya?
Strategi pencegahan pembunuhan terhadap anggota keluarga bervariasi tergantung motifnya. Wanita yang melakukan neonaticide tidak mungkin mendapat perhatian psikiater, karena sebelumnya tidak menampakkan gejala gangguan jiwa.
Namun, ada beberapa upaya yang bisa diterapkan untuk mencegah seorang ibu melaukan neonaticide. Pertama, setiap ibu perlu mendapatkan pendidikan mengenai kontrasepsi yang dapat mengurangi kehamilan yang tidak disengaja.
Kedua, wanita dan remaja yang hamil harus didesak untuk mencari perawatan saat hamil dan sebelum melahirkan.
Lalu untuk pembunuhan bayi yang lebih tua atau anak-anak sulit dicegah. Ini karena banyak orang tua yang tidak pernah memiliki maksud untuk membunuh anak mereka.
Selain itu, orangtua yang ingin bunuh diri dan menyayangi anak-anaknya mungkin memiliki pemikiran untuk membawa seluruh keluarga bersamanya. Untuk itu, dampingi seseorang yang berniat untuk bunuh diri, terutama jika mereka memang berniat untuk membawa serta anakn-anak dan anggota keluarganya.
Kemudian selama periode postpartum, wanita harus secara rutin diperiksa untuk mengetahui depresi postpartum dan psikosis. Psikosis postpartum yang tidak diobati secara signifikan meningkatkian risiko bunuh diri dan pembunuhan terhadap anak.
Perlu diingat, ayah juga bisa mengalami penyakit mental selama periode postpartum yang penuh tekanan. Dengan demikian, perawatan tertentu harus diambil untuk mencegah risiko pembunuhan terhadap anak.
Baca juga: Familicide, Ahli Jelaskan Mengapa Ada Ayah yang Tega Bunuh Keluarganya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.