Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri, Ada di Mana Saja?

Unggahan itu awalnya dibagikan akun media sosial X atau Twitter @mengerami pada Senin (15/4/2024).

Dalam fotonya, tampak papan sekolah bertuliskan Muhammadiyah Australia College dengan moto "Accomplishment Through Faith and Knowledge" atau "Pencapaian Melalui Iman dan Pengetahuan".

"Anakmu sekolah mana? Muhammadiyah aja sih. Muhammadiyah yg dimaksud:," tulis pengunggah.

Masyarakat Indonesia mungkin tidak asing dengan instansi pendidikan yang didirikan Muhammadiyah.

Diketahui, Muhammadiyah telah mendirikan taman kanak-kanak Aisyiyah, sekolah dari tingkat dasar hingga atas, serta universitas.

Lalu, bagaimana dengan sekolah dan universitas yang didirikan Muhammadiyah di luar negeri?

Sekolah Muhammadiyah di luar negeri

Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Bambang Setiaji membenarkan bahwa Muhammadiyah mendirikan sekolah dan universitas di luar Indonesia.

"Di luar negeri, Malaysia (ada) Universitas Muhammadiyah Malaysia. Lokasi di Kota Perlis. Di Narre Warren, Australia, Victoria State (ada) sekolah dasar," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/4/2024).

Dalam menjalankan sekolah dan universitas tersebut, Muhammadiyah menerapkan kurikulum dan materi pelajaran yang sesuai dengan negara setempat. Bedanya, para pelajar dan mahasiswa akan mendapat pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

Bagi pelajar dan mahasiswa yang tidak beragama Islam, mereka tidak mempelajari agama Islam namun hanya berupa sosiologi atau kajian sosial agama.

Para pelajar dan mahasiswa merupakan orang Indonesia yang berada di luar negeri ataupun warga negara asing. Sementara dosen dan staf yang bertugas mayoritas adalah warga asing.

Di Muhammadiyah Australia College, siswa sekolah dasar akan mendapatkan pendidikan keilmuan ditambah pengamalan akhlak yang baik.

Sementara Universitas Muhammadiyah Malaysia memberlakukan perkuliahan sesuai penelitian atau by research yang bersifat individual antara mahasiswa dan dosen pengajarnya.

Pengajaran dilakukan dengan bahasa Inggris. Namun, bahasa lain seperti bahasa Melayu boleh digunakan.

Bambang Setiaji menuturkan, Muhammadiyah mendirikan sekolah dan universitas di luar negeri dengan harapan mendirikan pusat riset dunia yang berkaitan dengan agama Islam.

"Karena dengan di Malaysia diasuh oleh para guru besar kedua bangsa plus nanti pengajar dari berbagai negara. Kalau di Indonesia promotor hanya dari Indonesia," kata dia.

Dia menyebut, pendirian sekolah dan universitas itu cukup mendapatkan perhatian positif dari pelajar di negara tersebut. Namun, tak berarti berlangsung tanpa kesulitan.

"Kesulitannya di era liberal semua dituntut harus menghasilkan laba. Hanya entitas yang bisa laba yang berhak hidup," imbuh dia.

Sementara itu, tak hanya sekolah dan universitas, Muhammadiyah juga memiliki Markaz Dakwah dan TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) di Kairo, Mesir. Lembaga pendidikan ini dipimpin oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di negara setempat.

MAC lantas mendapat izin beroperasi pada 21 Desember 2021 di 1-3 Killarney Drive, Melton, Victoria, Australia.

MAC merupakan sekolah dengan jenis primary atau co-educational yakni lembaga pendidikan dari jenjang taman kanak-kanak sampai sekolah dasar.

Sekolah ini tercatat memiliki 36 murid angkatan pertama dengan 20 persen di antaranya anak-anak keturunan Indonesia.

Para siswa akan mendapatkan kurikulum berupa pembelajaran ilmu dan kemampuan bersosialisasi sebagai warga negara. Mereka akan belajar dengan bahasa Inggris dan Arab serta dapat mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler .

Perguruan tinggi ini dibentuk awalnya melalui pendirian University Consortium Muhammadiyah Malaysia (UCMM Konsortium) bersama pihak Malaysia pada 2017. Kemudian, kampus itu diubah menjadi Universitas Muhammadiyah Malaysia pada 2021.

Hingga kini, Universitas Muhammadiyah Malaysia memiliki 15 program studi yang terdiri dari 5 program studi bachelor atau S1, 5 program studi master atau S2, dan 5 program studi PhD atau S3.

Mahasiswa S1 akan mempelajari program studi pendidikan bahasa Inggris, manajemen dan bisnis, e-bisnis, teknologi informasi, dan psikologi.

Sementara mahasiswa S2 dan S3 akan membuat kolaborasi penelitian internasional antara Indonesia dan Malaysia atau negara lain.

Penelitian ini di bidang pendidikan, bisnis dan manajemen, ilmu sosial, studi Islam, dan teknologi informasi.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/17/080000765/ramai-soal-sekolah-muhammadiyah-di-luar-negeri-ada-di-mana-saja-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke