Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Tito Karnavian yang Ditunjuk Jokowi Jadi Plt Menko Polhukam Gantikan Mahfud MD

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Tito Karnavian sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) menggantikan Mahfud MD.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana mengatakan, penunjukan Tito ditetapkan pada Jumat (2/2/2024) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2024.

Keputusan Presiden tersebut juga berisi pemberhentian Mahfud MD dengan hormat sebagai Menko Polhukam.

“Serta penunjukan Bapak Tito Karnavian sebagai pelaksana tugas, wewenang, dan tanggung jawab Menko Polhukam Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2019-2024,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

Ari mengatakan, Tito akan menjadi Plt Menko Polhukam sampai adanya Menko Polhukam definitif.

Lalu, seperti apa sosok Tito Karnavian yang ditunjuk Jokowi jadi Plt Menko Polhukam menggantikan Mahfud MD?

Rekam jejak Tito Karnavian

Sebelum resmi ditunjuk sebagai Plt Menko Polhukam, Tito mengemban jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri.

Penunjukannya sebagai Menteri Dalam Negeri diumumkan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (23/10/2019).

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/10/2019), Tito Karnavian menggantikan Tjahjo Kumolo sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019.

Sebelum mengemban jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri, Tito menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) masa jabatan 2016-2019.

Tito pernah berada di posisi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terrorisme (BNPT) di tahun 2016.

Ia juga pernah menjadi Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya) pada 2015-2016. Sebelumnya di 2012-2014, Tito bertugas di Papua sebagai Kepala Kepolisian Daerah Papua.

Pria kelahiran 26 Oktober 1964 ini merupakan lulusan Pendidikan Master Ilmu Kepolisian di University of Exeter, Inggris pada 1993.

Ia juga alumni Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta pada 1996. Tito juga pernah mengenyam pendidikan di Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand pada 1998.


Pernah tangkap Tommy Soeharto

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (16/6/2016), Tito pernah menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Umum Polda Metro Jaya dengan pangkat Komisaris Polisi.

Tito saat itu memimpin Tim Kobra yang dibentuk khusus untuk menangkap putra bungsu Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

Tommy diburu karena menjadi dalang pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin. 

Dia menyewa pembunuh bayaran Rp 100 juta untuk membunuh Hakim Agung Syafiuddin pada Juli 2001. Syafiuddin ditembak mati ketika tengah perjalanan ke kantor.

Tim penyidik berjumlah 25 orang yang dipimpin Tito itu kemudian menemukan jaringan komunikasi orang-orang dekat Tommy.

Diketahui, pola komunikasi kerap dilakukan di empat tempat, yakni Menteng, Pondok Indah, Bintaro, dan Pejaten.

Tim Kobra di bawah komando Tito itu kemudian memantau sinyal telepon dan merekam pembicaraan telepon untuk mencari Tommy. Hingga kemudian penelusuran itu membawa polisi ke rumah di Jalan Maleo II Nomor 9, Bintaro Jaya, Tangerang.

Kemudian pada Rabu, 28 November 2001, penggerebekan pun dilakukan untuk menangkap Tommy yang sedang tidur saat ditangkap.

"Tampangnya sangat memelas," kata penyidik.

Penangkapan Tommy dinilai Kapolri saat itu, Jenderal S Bimantoro, sebagai salah satu prestasi Polri. 

Sebanyak 25 anggota Tim Kobra pun mendapat kenaikan satu tingkat. Tito Karnavian yang saat itu berpangkat Komisaris Polisi pun dinaikkan setingkat menjadi Ajun Komisaris Besar Polisi.

Penangkapan Tommy soeharto menjadi salah satu momentum yang melejitkan karier Tito Karnavian, hingga akhirnya saat ini ditunjuk menjadi calon tunggal Kapolri.

Lewati senior untuk jadi Kapolri

Tito yang merupakan angkatan 1987 menjadi salah satu polisi yang melompati beberapa senior di atasnya untuk mencapai posisi Kapolri. 

Saat dia dicalonkan menjadi Kapolri, di atas angkatan Tito, masih ada beberapa senior seperti Komjen Dwi Prayitno (angkatan 1982), Komjen Budi Gunawan (angkatan 1983), Komjen Budi Waseso (angkatan 1984), dan Komjen Putu Eko Bayuseno (angkatan 1984).

Profil Tito Karnavian

  • Nama lengkap: Muhammad Tito Karnavian
  • Tempat tanggal lahir: Palembang, 26 Oktober 1964. 

Riwayat pendidikan:

  • SD Xaverius 4 di Palembang (1976)
  • SMP Xaverius 2 di Palembang (1980)
  • SMA Negeri 2 Palembang (1983)
  • Akademi Kepolisian (1987); Penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik.[9]
  • Master of Arts (M.A.) in Police Studies, University of Exeter, UK (1993)
  • Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1996); Penerima bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan PTIK terbaik
  • Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand (Sesko) (1998)
  • Bachelor of Arts (B.A.) in Strategic Studies, Massey University, New Zealand (1998)
  • Sespim Pol, Lembang (2000)
  • Lemhannas RI PPSA XVII (2011) penerima Bintang Seroja sebagai peserta Lemhanas terbaik.
  • Ph.D in Strategic Studies with interest on Terrorism and Islamist Radicalization at S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (magna cum laude) (2013). 

Riwayat pangkat di kepolisian: 

  • Inspektur Polisi Dua (1987)
  • Inspektur Polisi Satu (1990)
  • Ajun Komisaris Polisi (1993)
  • Komisaris Polisi (1997)
  • Ajun Komisaris Besar Polisi (2001)
  • Komisaris Besar Polisi (2005)
  • Brigadir Jenderal Polisi (2009)
  • Inspektur Jenderal Polisi (2011)
  • Komisaris Jenderal Polisi (2016)
  • Jenderal Polisi (2016). 

Riwayat jabatan: 

  • Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987)
  • Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987–1991)
  • Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1991–1992)
  • Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya
  • Sespri Kapolda Metro Jaya (1996)
  • Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1996–1997)
  • Sespri Kapolri (1997–1999)
  • Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000)
  • Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002)
  • Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulsel (2002)
  • Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002–2003)
  • Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003–2005)
  • Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004–2005)
  • Kapolres Serang Polda Banten (2005)
  • Kasubden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri (2005)
  • Kasubden Penindak Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006)
  • Kasubden Intelijen Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006–2009)
  • Kadensus 88/AT Bareskrim Polri (2009–2010)
  • Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (2011–21 Sept 2012)
  • Kapolda Papua (21 Sept 2012–16 Juli 2014)
  • Asrena Polri (16 Juli 2014–12 Juni 2015)
  • Kapolda Metro Jaya (12 Juni 2015–16 Maret 2016)
  • Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016–13 Juli 2016)
  • Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (13 Juli 2016–22 Oktober 2019)
  • Menteri Dalam Negeri Kabinet Indonesia Maju (23 Oktober 2019–Sekarang)
  • Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi ad interim (4 Juli 2022–15 Juli 2022 )
  • Plt Menko Polhukam Kabinet Indonesia Maju (2 Februari 2024-Sekarang). 

(Sumber: Kompas.com/Dian Erika Nugraheny, Retia Kartika Dewi, Bayu Galih, Nabilla Tashandra | Editor: Ihsanuddin, Sari Hardiyanto, Bayu Galih, Nabilla Tashandra)

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/02/173000665/profil-tito-karnavian-yang-ditunjuk-jokowi-jadi-plt-menko-polhukam-gantikan

Terkini Lainnya

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke