Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BMKG Ungkap Cuaca Ekstrem di Jawa dan DIY, Berlangsung Sampai Kapan?

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa dan Yogyakarta.

Potensi cuaca ekstrem di Jawa dan Yogyakarta itu berupa hujan lebat yang terjadi di sejumlah wilayah.

Di Yogyakarta, Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono melaporkan bahwa curah hujan terjadi cukup tinggi dan intens.

Beberapa wilayah di Yogyakarta diguyur bukan terus menerus selama 24 jam sejak Rabu (17/1/2024) siang hingga Kamis (18/1/2024) siang.

Lantas, sampai kapan cuaca ekstrem di Jawa dan Yogyakarta terjadi?

Prediksi cuaca ekstrem di Jawa

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan potensi cuaca ekstrem di Jawa dan Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya konvergensi.

Daerah konvergensi itu terpantau di Samudera Hindia barat daya Lampung, Banten, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Banda, Laut Seram.

Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau berada di Laut Jawa hingga Laut Arafuru.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sikoln tropis/bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi," kata Guswanto, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/1/2024).

Menurut Guswanto, daerah konvergensi itu akan terjadi selama satu pekan.

"Potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Jawa diprakirakan masih dapat berlangsung hingga pekan depan," ucap Guswanto.

Namun, apabila daerah konvergensi hilang, Guswanto berkata, fenomena dinamika atmosfer lainnya yang berpengaruh terhadap intensitas curah hujan bisa saja terjadi, misalnya aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO).

Oleh sebab itu, BMKG akan terus melakukan update terkait potensi cuaca ekstrem di Indonesia, khususnya Jawa.

"Nanti sepekan diupdate lagi. Pasti akan kami update lagi," tutur Guswanto dalam sambungan telepon.

Adapun musim hujan di Indonesia diperkirakan akan berakhir pada April 2024.

Penyebab cuaca ekstrem di Jawa dan Yogyakarta

Selain konvergensi, terdapat beberapa fenomena atmosfer yang memicu terjadinya cuaca ekstrem di sebagian wilayah Jawa.

Berikut penyebabnya:

  1. Menguatnya aktivitas Monsun Asia yang disertai potensi seruakan dingin sehingga dapat menyebabkan adanya peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan sebelah selatan ekuator
  2. Aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah turut memicu potensi peningkatan awan hujan
  3. Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Laut Jawa dan Pulau Jawa bagian barat hingga bagian tengah yang disebabkan oleh adanya sistem tekanan rendah di sekitar Australia dan di Samudra Pasifik tenggara Papua.

Adapun terkait fenomena siklon tropis anggrek yang terjadi pada 20-21 Januari 2024, Guswanto memastikan bahwa fenomena tersebut tidak berdampak langsung pada curah hujan.

"(Siklon tropis anggrek) Tidak banyak berpengaruh ke curah hujan, namun masih berpengaruh adalah tinggi gelombang," kata Guswanto.

Berdasarkan analisis BMKG, gelombang laut setinggi 1.25-2,5 meter terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera, Perairan Barat Sumatera, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, dan Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah.

Potensi cuaca ekstrem di Jawa

Dilansir dari laman BMKG (19/1/2024), berikut wilayah di Jawa yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem:

1. Potensi hujan sedang-lebat di wilayah Jawa

Periode 20-23 Januari 2024:

  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Periode 24-26 Januari 2024:

Imbauan BMKG terkait cuaca ekstrem

BMKG mengimbau kepada masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang terjadi.

Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan kedepan.

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.

Masyarakat juga diminta untuk mengupdate informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca lebih detail untuk potensi hujan lebat hingga level kecamatan dengan mengakses aplikasi @InfoBMKG dan website https://bmkg.go.id.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/21/170000065/bmkg-ungkap-cuaca-ekstrem-di-jawa-dan-diy-berlangsung-sampai-kapan-

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke