KOMPAS.com - Rumah dinas Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan diserang pria tak dikenal pada Kamis (14/12/2023).
Pelaku melakukan penyerangan terhadap anggota yang bertugas menjaga rumah Kapolri sekitar pukul 10.30 WIB.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, pelaku sudah dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan secara intensif.
"Ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya, masih pendalaman," ujar Truno dikutip dari Antara, Kamis.
Berikut fakta pria tak dikenal serang rumah Kapolri:
1. Bukan teroris
Truno mengatakan, pelaku penyerangan rumah Kapolri yang telah ditangkap polisi berinisial JPP.
Kendati demikian, ia memastikan bahwa pelaku bukanlah anggota dari kelompok teroris. Kepastian tersebut diperoleh setelah pihaknya berkoordinasi dengan Densus 88 Anti Teror.
Truno menyampaikan, pelaku menjalani tes kejiwaan usai diamankan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya.
"Selanjutnya Dit Reskrimum akan lakukan cek kejiwaannya terhadap yang bersangkutan," ujar Truno dikutip dari Kompas.com, Kamis.
2. Pelaku pernah dirawat di RSJ
JPP yang ditangkap setelah menyerang rumah Kapolri, ternyata pernah dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ).
Informasi tersebut disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Jumat (15/12/2023).
Ia menjelaskan, lokasi pelaku dirawat berada di RSJ Naimata, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Menurut keterangan keluarga, yang bersangkutan pernah dirawat di RSJ Naimata, Kupang," ujar Hengki dikutip dari Kompas.com, Jumat.
3. Pelaku pernah berprofesi sebagai PNS
Lebih lanjut, Hengki menuturkan bahwa pelaku pernah berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Pelaku bahkan pernah menempuh studi di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
Setelah menamatkan pendidikan di STPDN, pelaku menempuh studi lanjut di salah satu perguruan tinggi ternama di Yogyakarta.
Meski begitu, pelaku memutuskan mundur dari PNS karena mengalami depresi yang membuatnya menjalani perawatan di RSJ.
"Kemudian resign (sebagai PNS) menurut keterangan beberapa teman dan keluarganya, lalu sempat mengalami depresi sehingga dibawa ke RSJ," imbuh Hengki.
4. Pelaku alami gangguan psikologis
Dengan temuan bahwa JPP pernah dirawat di RSJ karena mengalami depresi, Hengki mengindikasikan bahwa pelaku mengalami gangguan psikologis.
Hengki juga mengungkapkan, pihaknya sedang dilakukan observasi terhadap pelaku di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
"Jadi indikasi gangguan psikologis ya," jelasnya.
5. Pelaku tidak membawa senjata tajam
Meski demikian, polisi tidak menemukan senjata, baik senjata tajam maupun senjata api, ketika pelaku menjalankan aksinya.
Hengki menyampaikan, pelaku mempunyai perilaku yang tidak wajar sehingga penjaga rumah Kapolri sempat mengusirnya.
Pelaku yang sempat ditegur sebenarnya sudah menyeberang jalan. Namun, ia kembali dan melakukan penyerangan terhadap petugas.
"Pada saat itu yang bersangkutan tidak membawa senjata apa pun, baik senjata tajam, senjata api, atau benda tumpul," ungkap Hengki dikutip dari Kompas.com, Jumat.
6. Sempat datangi rumah kediaman Subianto
Selain itu, pelaku juga sempat mendatangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Kedatangannya ke kediaman Prabowo diusir petugas, kemudian ia mendatangi rumah Kapolri dan melakukan penyerangan.
Kendati demikian, Hengki belum bisa membeberkan motif pelaku mendatangi lalu menyerang penjaga di rumah Kapolri.
"Motifnya masih kami dalami tidak bisa kita jawab sekarang," ujar Hengki dikutip dari Kompas.com, Jumat.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/16/063000665/6-fakta-pria-tak-dikenal-serang-rumah-kapolri-sempat-datangi-kediaman