Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang dr Mueen, Alumni UGM dan UNS yang Jadi Korban Serangan Israel di Gaza

KOMPAS.com - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) telah mengonfirmasi bahwa Mueen Al Shurafa, salah satu dokter Palestina lulusan Indonesia menjadi korban serangan Israel di Gaza.

Mueen sebelumnya bekerja di rumah sakit Kamal Adwan yang berlokasi di Gaza utara dan berbatasan dengan Israel.

Ketua Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) BSMI Basuki Supartono mengatakan, kabar meninggalnya Mueen diterimanya pada Senin (6/11/2023).

"Senin kemarin ada berita duka cita, saya kontak anaknya dr Mueen, memang benar beliau wafat," kata Basuki kepada Kompas.com, Rabu (8/11/2023).

Basuki mengaku sempat berkomunikasi dengan Mueen dan menanyakan kabarnya pada Jumat (3/11/2023).

Terpisah dengan keluarganya

Saat itu, Mueen memberi tahu kondisinya yang telah berpisah dengan istri dan anak-anaknya.

"Beliau baik, tidak pernah mengeluh, tapi cerita pisah dengan anak-anaknya. Istri dan anak-anaknya di dekat perbatasan Rafah," jelas dia.

"Istrinya itu minta untuk bisa kembali ke Gaza, tapi dilarang oleh Mueen, karena kondisinya yang tidak memungkinkan," lanjutnya.

Karena itu, mereka hanya komunikasi melalui sambungan telepon dengan jaringan yang terbatas.

"Ternyata Senin kemarin putrinya kaget, ketika dia telepon yang mengangkat orang lain dan diberi tahu kalau Mueen wafat karena rumahnya dibom (Israel). Jadi yang wafat 7 orang," kata dia.

Ketujuh orang itu, termasuk ibu dan ayah Mueen, serta beberapa saudaranya yang tinggal serumah.

Dua minggu sebelumnya, Basuki menyebut Mueen juga sempat menghubungi dirinya dan menceritakan kondisi di Gaza.

Saat itu, Mueen mengaku sangat kelelahan, karena harus menangani begitu banyak warga yang menjadi korban serangan Israel.

"Dia bilang capek sekali, satu menit sepuluh pasien, terus dia kirim gambar pakai baju hijau itu di ruang operasi," kata dia.

Basuki menceritakan, Mueen termasuk di antara beberapa orang Palestina yang menerima beasiswa BSMI untuk menempuh pendidikan di Indonesia pada 2009.

Proses seleksi beasiswa seluruhnya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

"Dokter Mueen ikut dan lulus terbaik, sehingga terpilih menjadi penerima beasiswa. Dia sendiri sebelumnya lulus sarjana dokter di Nigeria," ungkapnya.

Saat itu, Mueen membawa istri dan ketiga anaknya yang masih kecil ke Indonesia.

Di Indonesia, dia sempet menempuh pendidikan S2 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyrakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (2010) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo (2013).

"Beliau selama pendidikan ini santun, baik, tidak pernah bicara politik. Cita-cita dia memperbaiki taraf kesehatan di gaza," kata Basuki.

Sempat mau mundur pada semester 2

Sementara itu, Kepala Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran UNS Periode 2015-2019, Purwoko membenarkan, Mueen tercatat sebagai mahasiswa pada 2013-2018.

"Dokter Mueen sebelum menjalani PPDS di Solo, dia sudah lulus di FKKMK UGM, kemudian mendaftar ke sini (UNS)," kata Purwoko dalam konferensi pers di Fakultas Kedokteran UNS, Rabu.

Menurutnya, Mueen merupakan sosok yang baik dan santun selama menjalani pendidikan dokter.

Namun, Mueen pernah mengutarakan niatnya untuk mengundurkan diri karena kendala bahasa.

"Pada saat semester 2, dia sempat mau mundur karena masalah bahasa, ngomongnya di sini terlalu cepat," kata dia.

"Tapi akhirnya pelan-pelan saya beritahu, bahwa tenaganya dibutuhkan di Gaza, akhirnya bisa lulus meskipun sampe sembilan semester," tuturnya.

Mueen pun lulus dari UNS pada 2018. Namun, dia tidak ikut wisuda karena terburu-buru pulang ke Palestina.

"Ada kabar bahwa Rafah dibuka Agustus 2018, saat itu wisuda bulan September. Saya suruh nunuggu, dia gak bisa karena lebih mementingkan bisa pulang ke sana, daripada ijazahanya. Jadi ijazahnya diurus Bulan Sabit Merah Indonesia," jelas dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/08/190000665/mengenang-dr-mueen-alumni-ugm-dan-uns-yang-jadi-korban-serangan-israel-di

Terkini Lainnya

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Tren
Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Semua Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Semua Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke