Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sering Diolah Jadi Bahan Jamu, Kenali 5 Efek Samping Kunyit bagi Tubuh

KOMPAS.com - Kunyit merupakan salah satu bumbu dapur yang paling umum digunakan di Indonesia.

Bukan hanya menguatkan rasa dan memberikan tampilan menarik pada makanan, kunyit juga mengandung banyak nutrisi bermanfaat bagi tubuh.

Bumbu dapur ini kaya akan kurkumin, pemberi warna kuning kejinggaan, yang memiliki sifat antiinflamasi atau anti-peradangan.

Dilansir dari Mayo Clinic, sifat antiinflamasi berpotensi meredakan sejumlah kondisi kesehatan, seperti nyeri, asma, dan penurunan pergerakan pada penderita osteoartritis.

Kandungan kurkumin juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, sehingga baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Secara tradisional, menurut Kementerian Kesehatan, kunyit banyak digunakan untuk merawat kulit dan membantu menyembuhkan luka.

Rimpang kunyit pun berkhasiat untuk menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, serta menghilangkan gatal.

Sebagai jamu tradisional, minuman berbahan dasar kunyit dapat meredakan nyeri menstruasi lantaran membantu mengurangi masuknya aliran ion kalsium pada sel-sel apitel rahim.

Jamu kunyit asam juga membantu mengurangi produksi prostaglandin atau hormon yang merangsang kontraksi otot rahim, sehingga rasa sakit berkurang.

Lantas, adakah efek samping kunyit?

Efek samping kunyit

Umumnya, mengonsumsi atau mengoleskan kunyit pada kulit aman jika dibatasi kurang dari 8 gram sehari.

Namun demikian, takaran berbeda sering kali direkomendasikan oleh dokter untuk masing-masing kondisi kesehatan.

Tapi, dosis yang lebih tinggi sebaiknya tidak diminum dalam jangka waktu panjang.

Pasalnya, dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan beberapa efek samping pada tubuh.

Berikut sejumlah efek samping kunyit:

1. Masalah pencernaan

Dikutip dari Medical News Today, kunyit mengandung banyak zat yang mendukung kesehatan pencernaan.

Sayangnya, zat yang sama juga berpotensi menyebabkan iritasi pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Beberapa peserta dalam penelitian terkait penggunaan kunyit untuk pengobatan kanker harus keluar karena pencernaannya terkena dampak negatif.

Kunyit merangsang lambung untuk memproduksi lebih banyak asam lambung. Meski hal ini dapat menjadi manfaat bagi beberapa orang, tetapi tidak bagi sebagian orang lainnya.

Kunyit memiliki sifat "pemurnian" yang dapat memicu seseorang lebih mudah mengalami pendarahan.

Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab efek samping kunyit ini.

Namun, manfaat kunyit yang dapat menurunkan kolesterol dan tekanan darah kemungkinan memiliki hubungan dengan fungsinya dalam aliran darah.

Lantaran potensi efek ini, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin atau coumadin sebaiknya menghindari kunyit dalam dosis besar.

3. Merangsang kontraksi

Di kalangan wanita, kunyit populer sebagai ramuan untuk menghilangkan rasa nyeri akibat menstruasi.

Tak hanya itu, bumbu dapur ini juga disebut dapat merangsang proses persalinan pada wanita hamil.

Meski hanya sedikit data klinis yang mendukung klaim tersebut, efek samping ini mungkin berhubungan dengan manfaatnya untuk meringankan gejala premenstrual syndrome (PMS).

Kendati demikian, hal itu bukan satu-satunya penyebab wanita hamil perlu menjauhi suplemen kunyit atau kurkumin.

Rimpang ini juga memiliki efek pengencer darah yang dapat menyebabkan pendarahan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Namun, menambahkan sedikit kunyit sebagai bumbu pada makanan seharusnya tidak menjadi masalah.

Dilansir dari Healthline, salah satu manfaat kunyit adalah menurunkan kadar glukosa atau gula dalam darah.

Bumbu dapur ini juga dapat meningkatkan produksi insulin atau hormon penurun gula darah, sehingga membantu mengendalikan kadar glukosa darah.

Namun, kunyit memiliki potensi untuk berinteraksi dengan obat antidiabetes yang kerap dikonsumsi pasien gula darah.

Oleh karena itu, jika tengah dalam pengobatan medis, sebaiknya tanyakan kepada dokter mengenai interaksi kandungan bumbu ini dengan obat.

5. Batu ginjal

Kunyit mengandung sekitar 2 persen oksalat, senyawa organik yang ditemukan dalam berbagai tumbuhan dan diproduksi juga oleh tubuh.

Pada dosis tinggi, oksalat atau asam oksalat dapat memperparah gejala, bahkan menyebabkan batu ginjal.

Kondisi tersebut dikarenakan oksalat dapat berikatan dengan mineral serta membentuk beberapa senyawa, seperti kalsium oksalat dan besi oksalat.

Pada orang dengan masalah ginjal, konsumsi oksalat tinggi dapat meningkatkan risiko batu ginjal dan masalah kesehatan lain.

 

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/23/060000665/sering-diolah-jadi-bahan-jamu-kenali-5-efek-samping-kunyit-bagi-tubuh

Terkini Lainnya

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke