Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sakit Kepala Sebelah Kiri, Apa Penyebabnya?

KOMPAS.com - Sebagian besar orang pernah mengalami sakit kepala, termasuk nyeri yang hanya terasa di salah satu sisi kepala.

Sakit kepala sebelah kiri misalnya, menjadi salah satu masalah kesehatan yang kerap dikeluhkan orang dewasa.

Dilansir dari Healthline, sakit kepala ini tak jarang memicu nyeri di bagian tubuh lain, tetapi masih dapat sembuh tanpa perlu perawatan dokter.

Namun, jika rasa sakitnya terasa hebat atau tak kunjung hilang, kemungkinan disebabkan masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Lantas, apa saja penyebab sakit kepala sebelah kiri?

Penyebab sakit kepala sebelah kiri

Umumnya, dokter atau tenaga kesehatan akan mengklasifikasikan sakit kepala sebagai primer dan sekunder.

Bagi penderita sakit kepala primer, nyeri merupakan gejala utamanya. Sebaliknya, sakit kepala sekunder disebabkan masalah kesehatan lain, seperti tumor, trauma atau pukulan, maupun infeksi.

Guna mengatasi sakit kepala sebelah kiri, seseorang perlu mencari tahu penyebabnya dengan mendatangi dokter agar mendapat diagnosis.

Namun, terdapat beberapa kondisi pemicu nyeri di salah satu sisi kepala yang masih dapat diatasi dengan obat yang dijual bebas.

Beberapa penyebab tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sakit kepala tegang

Penyebab sakit kepala sebelah kiri yang pertama adalah sakit kepala tegang atau tension headache.

Masih dari Healthline, sakit kepala tegang adalah jenis nyeri kepala paling umum terjadi, yang memengaruhi sekitar 75 persen orang dewasa di dunia.

Biasanya, jenis nyeri ini menyerang kedua sisi kepala, meski bisa juga hanya pada satu sisi. Tanda atau gejala sakit kepala ini, antara lain:

  • Tekanan di dahi, salah satu sisi kepala, atau bagian belakang kepala.
  • Otot bahu dan leher tegang.

Gejala umumnya berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, dengan tingkat keparahan ringan hingga sedang.

Sakit kepala tegang dapat diobati dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas di pasaran.

Selain itu, dokter mungkin meresepkan obat untuk kasus sakit kepala tegang kronis dengan kondisi lebih parah.

Dokter juga dapat meresepkan obat untuk pencegahan, seperti antidepresan atau pelemas otot guna mengurangi sakit kepala di masa depan.

Penyebab sakit kepala sebelah kiri selanjutnya adalah migrain, seperti menurut Medical News Today.

Migrain merupakan kondisi sakit kepala parah yang menyebabkan sensasi nyeri berdenyut di kepala dan biasanya hanya memengaruhi salah satu sisi.

Sensasi berdenyut tersebut biasanya disertai dengan beberapa gejala, meliputi:

  • Penglihatan kabur.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Sensitif terhadap cahaya dan suara.

Gejala migrain termasuk rasa sakit di salah satu sisi kepala dapat bertahan hingga 72 jam jika tidak diobati.

Jika mengalami sakit kepala jenis ini, penderita dapat mengatasinya dengan mengonsumsi obat yang dijual bebas maupun resep dari dokter.

3. Sakit kepala cluster

Sakit kepala cluster dapat menyebabkan nyeri parah pada satu sisi kepala, tepatnya di sekitar mata.

Sakit kepala jenis ini memiliki gejala utama berupa nyeri pada salah satu mata yang menjalar ke area leher, wajah, kepala, hingga bahu.

Penderita biasanya sering mengalami serangan tersebut selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Gejala yang muncul umumnya termasuk:

  • Nyeri di belakang salah satu mata, pelipis, atau salah satu sisi dahi.
  • Nyeri dimulai pada malam hari, biasanya 1-2 jam setelah tidur.
  • Nyeri akan memuncak setelah 5-10 menit serangan pertama dan semakin hebat hingga bertahan selama 30-60 menit, bahkan berlanjut hingga tiga jam.

Selain gejala tersebut, penderita juga dapat merasakan:

  • Hidung tersumbat atau berair.
  • Kelopak mata terkulai.
  • Satu mata berair dan kemerahan.
  • Wajah memerah atau berkeringat.

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan kondisi ini. Namun, pengobatan dari dokter dapat mengurangi intensitas atau tingkat keparahan sakit kepala cluster.

Selain sakit kepala primer yang umumnya dapat diatasi dengan obat tanpa resep, nyeri di salah satu sisi kepala juga dapat dipicu masalah neurologis.

Beberapa masalah neurologis yang mungkin menjadi penyebab sakit kepala sekunder, yakni:

1. Trigeminal neuralgia

Trigeminal neuralgia adalah gangguan saraf trigeminus yang berfungsi menghantarkan sensasi atau rangsang fisik dari area wajah menuju otak.

Dikutip dari laman Very Well Health, kondisi ini dapat disebabkan kompresi pembuluh darah, stroke, trauma kepala, atau masalah kesehatan lain.

Trigeminal neuralgia biasanya ditandai dengan rasa sakit pada satu sisi wajah, yang kemungkinan dapat memicu sakit kepala sebelah kiri.

Nyeri di kepala juga terasa tiba-tiba dan menusuk, menimbulkan sensasi terbakar yang umumnya tak kunjung menghilang.

Tak dapat diobati sendiri, penderita memerlukan diagnosis dan perawatan dari dokter untuk mengatasi jenis sakit kepala ini.

2. Neuralgia oksipital

Masalah kesehatan ini terjadi ketika saraf yang tersambung dari atas sumsum tulang belakang hingga kulit kepala (saraf oksipital) rusak atau meradang.

Gejalanya berupa nyeri tajam di bagian belakang kepala dan leher, nyeri di belakang mata, serta sensitif terhadap cahaya.

3. Arteritis temporal

Arteritis temporal merupakan kondisi saat arteri di kepala dan leher meradang. Selain nyeri otot, kondisi ini juga menyebabkan sakit kepala parah di salah satu sisi kepala.

Sementara itu, beberapa gejala lain, termasuk kelelahan, nyeri rahang, serta nyeri pada area pelipis.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/18/063000865/sakit-kepala-sebelah-kiri-apa-penyebabnya-

Terkini Lainnya

Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Tren
Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Tren
Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Tren
Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Tren
Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke