Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sosok PM Timor Leste Xanana Gusmao, Pejuang Lawan Indonesia yang Dapat Bintang Adipurna

KOMPAS.com - Xanana Gusmao resmi dilantik kembali menjadi Perdana Menteri (PM) Timor Leste pada Sabtu (1/7/2023).

Gusmao dalam pidato pengukuhan berjanji akan membawa rakyatnya lebih sejahtera, terdidik, berkualitas, serta inovatif.

"Menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta mengutamakan sektor-sektor produktif sehingga kita dapat membangun ekonomi yang lebih baik," ujarnya, diberitakan Kompas.com, Sabtu.

Pasalnya, tercatat lebih dari 40 persen dari 1,3 juta penduduk Timor Leste masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Kembali berkuasa setelah hampir satu dekade meninggalkan ranah pemerintahan, Xanana Gusmao merupakan sosok pejuang kemerdekaan Timor Leste saat melawan Indonesia.

Dia juga sempat menerima penghargaan Bintang Adipurna dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Lantas, seperti apa sosoknya?

Sepak terjang PM Timor Leste Xanana Gusmao

Xanana Gusmao, bernama asli Jose Alexandre Gusmao, lahir pada 20 Juni 1946 di Manatulo, Timor Leste.

Dia dikenal sebagai pemimpin kemerdekaan dan politisi Timor Leste yang menjabat sebagai presiden pertama (2002–2007) serta perdana menteri keempat (2007–2015) Timor Leste.

Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, putra seorang guru ini menempuh pendidikan SMA di Dili, Timor Timur, yang pada waktu itu masih dikuasai Portugis.

Gusmao juga sempat bertugas selama tiga tahun di angkatan bersenjata kolonial dan bekerja sebagai guru.

Pada Agustus 1975, setelah percobaan kudeta oleh nasionalis Persatuan Demokratik Timor (UDT) ditumpas kelompok Front Revolusi Independen Timor Leste (Fretilin), Portugis meninggalkan Timor Timur.

Gusmao yang juga seorang Fretilin membantu mengelola wilayah tersebut. Namun tak lama, Indonesia menginvasi Timor Timur pada Desember 1975 dan mencapnya sebagai provinsi.

Tindakan inilah yang mendasari perlawanan baru bagi seorang Gusmao dan rekan-rekannya.

Gusmao kala itu berada di garis depan dalam gerakan melawan kehadiran Indonesia. Dia bahkan menjadi Kepala Angkatan Bersenjata Pembebasan Nasional Timor Leste (Falintil).

Xanana Gusmao pejuang melawan Indonesia

Hingga pada 1992, Gusmao ditangkap pasukan Indonesia serta dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun berikutnya.

Dirinya dinilai telah berkomplot melawan pemerintah Indonesia dan memiliki senjata secara ilegal.

Hukuman itu kemudian dipersingkat menjadi 20 tahun. Bahkan, Gusmao dibebaskan menjadi tahanan rumah pada Februari 1999 setelah upaya penyelesaian yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Gusmao pun dikenal mengambil bagian aktif dalam pembicaraan dengan pemerintah Indonesia.

Langkah tersebut diambil bersama para pemimpin perlawanan, Jose Ramos-Horta dan Uskup Carlos Belo yang turut menerima penghargaan Nobel Perdamaian pada 1996.

Dalam perbincangan, kedua pihak kemudian memutuskan untuk melakukan gencatan senjata pada 18 Juni 1999.

Hingga pada 30 Agustus 1999, dalam referendum, mayoritas rakyat memilih kemerdekaan dan memisahkan diri dari Indonesia.

Keputusan itu pun membuat pemerintah Indonesia mulai menarik pasukan dari wilayah Timor Leste.

Pada 25 Oktober 1999, Dewan Keamanan PBB lantas mendirikan pemerintahan transisi, yakni UNTAET.

Sebagai presiden Dewan Nasional Perlawanan Timor, sosok Gusmao segera diangkat menjadi pejabat senior di pemerintahan transisi ini.

Presiden pertama Timor Leste

Masih dari sumber yang sama, pada April 2002, Timor Timur mengadakan pemilihan presiden pertama setelah merdeka.

Gusmao pun memenangkannya dengan mudah dan mulai menjabat pada 20 Mei, saat negara tersebut resmi merdeka.

Sebagai presiden, dia mengawal masuknya Timor Leste ke PBB pada 2002 dan ASEAN pada 2005. 

Xanana Gusmao juga bekerja untuk mengembangkan ekonomi Timor Leste yang sangat bergantung pada industri perminyakan.

Dianugerahi Bintang Adipurna dari Indonesia

Sementara itu, saat menjabat perdana menteri pada 2014, Xanana Gusmao dianugerahi penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipurna.

Bintang Republik Indonesia Adipurna sendiri merupakan tanda kehormatan kelas tertinggi untuk menghargai mereka yang berjasa besar kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet (13/10/2014), pemberian oleh Presiden SBY itu dilakukan di tengah kunjungan kerja ke Bali untuk membuka Bali Democracy Forum (BDF) VII.

SBY menyatakan, penganugerahan Bintang Adipurna merupakan pengakuan Indonesia terhadap kontribusi Gusmao dalam mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Bahkan, Indonesia melihat PM Xanana Gusmao sebagai seorang teman baik.

Presiden keenam itu mengungkapkan, telah banyak bertemu dan berdiskusi dengan Gusmao untuk membahas isu-isu bilateral Indonesia-Timor Leste.

"Saya melihat di bawah kepemimpinan PM Xanana Gusmao, Indonesia dan Timor Leste tidak hanya sekadar menjadi tetangga yang baik, namun juga teman yang baik," ujar SBY.

Di sisi lain, Gusmao mengatakan bahwa penghargaan dari Indonesia tersebut merupakan sebuah kehormatan besar.

Gusmao pun sempat mengingat kembali pada 2002 silam, SBY yang kala itu masih menjabat sebagai Menkopolkam menemuinya di Jakarta dan memintanya menjadi Presiden Timor Leste.

"Kini Indonesia dan Timor Leste telah berhasil membangun rasa saling menghargai dan menempatkannya sebagai dasar fundamental dalam relasi dan kerja sama, serta rasa persaudaraan antar rakyat kedua negara," pungkas Gusmao.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/02/110000665/sosok-pm-timor-leste-xanana-gusmao-pejuang-lawan-indonesia-yang-dapat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke