Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Ketombe yang Sulit Disembuhkan, Mengapa?

Unggahan itu diposting oleh akun ini pada Selasa (4/4/2023).

Terdapat foto dalam unggahan tersebut yang menampilkan ketombe menempel di rambut kepala.

“[bb]
TW // KETOMBE
TW // JIJIK
TW // DANDRUFF
Guys cara sembuhin ketombe kaya gini gimana ya? Jujur udah pake segala jenis shampoo buat ketombe tp gak mempan. Apa ini bukan ketombe ya? .TIA,” tulis pengunggah.

Hingga Rabu (5/4/2023) siang, unggahan itu sudah dilihat sebanyak 195.100 kali dan mendapat 1.477 likes.

Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin Ismiralda Oke Putranti menjelaskan ketombe disebabkan oleh dua penyakit pada kulit.

“(Penyebab ketombe) di antaranya dermatitis seboroik dan psoriasis,” ungkap Ismiralda kepada Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

Ketombe merupakan kondisi di mana muncul skuama atau lapisan-lapisan kulit yang berlebih dan berwarna putih keabu-abuan atau kekuningan.

Sedangkan dermatitis seboroik merupakan penyakit kulit yang dapat muncul di semua area tubuh yang mengandung kelenjar minyak atau sebasea.

“Terutama pada area kepala berambut dan wajah. Hal itu lantaran sebagai tempat terjadinya produksi sebum yang menyebabkan kolonisasi jamur Malassezia furfur yang sebetulnya normal di kulit, menjadi tumbuh berlebihan," ujar Ismiralda.

“Akibatnya dia (kolonisasi Malassezia furfur berlebih) akan merangsang terjadinya reaksi peradangan di daerah berminyak tersebut,” lanjutnya.

Bentuk paling ringan dari penyakit dermatitis seboroik adalah ketombe kekuningan dan berminyak (Pityriasis sicca).

Adapun psoriasis merupakan penyakit autoimun dari proses keratinisasi dalam rambut.

“Proses keratinisasi yang seharusnya 28 hari sekali, menjadi memendek tiga – empat hari sekali. Sehingga sisik yang terbentuk sangat tebal,” ucap Ismiralda.

Dia menjelaskan, psoriasis dapat terjadi di semua area tubuh termasuk di are kepala.

“Pada psoriasis sisik yang timbul lebih tebal dan lebar, berwarna putih keperakan (yang disebut dengan ketombe),” jelasnya.

Dampak ketombe

Ismiralda mengatakan, dampak dari penyakit ketombe bagi kulit kepala dan rambut jika tidak segera ditangani adalah penyakitnya akan terus menerus meluas.

“Untuk dampak ke kulit kepala dan rambut ya bila tidak ditangani dengan baik, penyakitnya cenderung meluas bahkan bisa sampai ke seluruh tubuh dan menyebabkan kondisi gawat darurat di kulit yang disebut eritroderma,” katanya.

Eritroderma merupakan kondisi di mana kulit di sekujur tubuh bahkan hampir seluruh tubuh berupa kemerahan, bersisik menebal, dan terkadang mempunyai kerak.

Selain itu, ketombe juga akan berdampak pada psikologis individu.

“Menjadi minder, tidak percaya diri, down karena merasa tidak sembuh,” tutur Ismiralda.

Penyembuhan ketombe

Ismiralda mengungkapkan bahwa kedua penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol atau diminimalisir.

Sejalan dengan itu, mengutip dari WebMD, ketombe tidak dapat disembuhkan. Namun, ketombe dapat dikendalikan agar tidak mengganggu dengan beberapa pengobatan yang tepat.

Ismiralda menyampaikan cara untuk mengontrol tumbuhnya ketombe sebagai berikut:

  • Rajin keramas setiap hari sekali.
  • Hindari rambut tertutup dalam waktu yang lama.
  • Jika menggunakan hijab, sempatkan untuk mengangin-anginkan kulit kepala.
  • Pilih bahan hijab yang nyaman dan menyerap keringat.

“Selebihnya segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin atau spesialis dermatovenerologi,” tandasnya.

Masih dikutip dari laman yang sama, dokter akan merekomendasikan beberapa sampo anti ketombe dengan bahan-bahan yang terkandung, seperti:

  • Ketoconazole.
  • Asal salisilat.
  • Selenium sulfide.
  • Sulfur.
  • Tar.
  • Zinc pyrithione.

Selain itu, terdapat beberapa pengobatan tertentu yang direkomendasikan oleh dokter sebagai berikut:

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/05/160000965/ramai-soal-ketombe-yang-sulit-disembuhkan-mengapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke