Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kronologi Pesawat Susi Air Terbakar di Nduga, hingga Kini Pilot Masih Dicari

Dikutip dari Kompas.com (7/2/2023), pesawat Susi Air itu dikabarkan tengah terbang dari Mimika menuju Distrik Paro, Nduga. Nahas, setelah mendarat, pesawat tersebut hilang kontak dan terbakar di landasan bandara.

Seorang pilot dan 5 penumpang Susi Air tidak ditemukan di dalam bangkai pesawat.

Sebelum membakar pesawat Susi Air, Egianus Kogoya juga dilaporkan menyandera 15 pekerja bangunan yang bertugas membangun Puskesmas Paro.

Kronologi pesawat Susi Air dibakar KKB

Pesawat Pilatus Porter Susi Air PK-BVY dengan nomor penerbangan SI 9368 tujuan Timika - Paro dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023), oleh KKB yang dipimpin Egianus Kogoya.

Pesawat Susi Air itu dijadwalkan terbang dari Timika pada 05.33 WIT dengan 1 pilot dan 5 penumpang.

Pesawat lalu dikabarkan hilang kontak pada 06.17 WIT. Pada 07.28 WIT, manajemen Susi Air mendapat informasi bahwa pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY tersebut masih berada di Paro.

Dua jam kemudian, tepatnya 09.57 WIT, penerbangan PK-BVC melaporkan bahwa pesawat PK-BVY terbakar di tengah landasan dan tidak ada orang di sekitarnya termasuk pilot.

Informasi tersebut didapatkan dari pilot Susi Air lain yang baru saja terbang dari Distrik Dekai ke Bandara Moses Kilangin.

Penumpang dan pilot yang menaiki pesawat tersebut tidak berada di dalam armada yang terbakar. Berikut ini identitas pilot dan penumpang Susi Air.

  1. Philips Methrtens (Pilot)
  2. Demanus Gwijangge
  3. Minda Gwijangge
  4. Pelenus Gwijangge
  5. Meita Gwijangge
  6. Wetina W (bayi)

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa sempat mengatakan bahwa pilot dan lima penumpang pesawat Susi Air itu dibawa oleh kelompok Egianus Kogoya.

Bantah ada sandera

Pada Rabu (8/2/2023), Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membantah ada insiden penyanderaan dalam kasus pesawat Susi Air yang terbakar.

Menurutnya, pilot dan penumpang pesawat menyelamatkan diri.

Hal senada juga dinyatakan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada hari yang sama, Rabu.

Ia mengatakan, tidak ada orang yang disandera dari pesawat Susi Air.

Kedua aksi itu dilakukan pihak yang sama, yaitu KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Fakhiri menduga, Egianus Kogoya mengira pesawat yang mendarat di Paro tersebut akan digunakan untuk mengevakuasi pekerja bangunan. Akibatnya, KKB melakukan aksi pembakaran dan membawa pilot Philips Marthen.

Dilansir dari Kompas.com (9/2/2023), Mathius mengungkapkan, pihaknya mendapat informasi kalau KKB menduga sebagian dari 15 pekerja pembangunan puskesmas di Distrik Paro adalah intel dari TNI atau Badan Intelijen Negara (BIN).

Saat mereka melakukan pemeriksaan, memang ada lima pekerja yang tidak memiliki kartu identitas.

Kapolres Nduga langsung berkoordinasi dengan Bupati Kenyam untuk mengeluarkan 15 pekerja itu dari Distrik Paro. Hal ini dilakukan untuk menghindari pembantaian dari KKB.

Para pekerja bangunan menyatakan memang ada ancaman yang memerintahkan agar pekerjaan mereka membangun puskesmas dihentikan pada Sabtu (4/2/2023).

Setelah diancam, warga sekitar langsung bergerak melindungi para pekerja. Kelima belas orang itu berlindung di rumah salah satu tokoh agama. Namun, warga lalu menyarankan agar para pekerja segera pergi dari Distrik Paro karena khawatir KKB kembali mencari mereka.

Masyarakat membawa para pekerja ke Distrik Kenyam dengan berjalan kaki. Saat baru berjalan selama dua hari, aparat keamanan berhasil menghubungi mereka.

Aparat keamanan kemudian menjemput para pekerja di titik aman yang disepakati.

Pilot Susi Air belum ditemukan

Dilansir dari Kompas.com (9/2/2023), Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan tidak ada insiden penyanderaan dalam kasus pesawat Susi Air tersebut pada Rabu (8/2/2023).

Yudo mengatakan, pilot dan penumpang pesawat Susi Air itu tidak disandera, melainkan kabur menyelamatkan diri.

Seluruh penumpang pesawat Susi Air berhasil dievakuasi tim gabungan TNI dan Polri, Rabu (8/2/2023). Lima penumpang sudah kembali ke rumah masing-masing karena merupakan orang asli Papua (OAP).

Sayangnya, pilot pesawat Susi Air belum ditemukan. Kapolri mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Selandia Baru terkait penyelamatan pilot pesawat Susi Air yang hilang tersebut.

Hal ini lantaran pilot pesawat Susi Air bernama Philips Methrtens itu tercatat sebagai warga asal Selandia Baru.

Namun pada Kamis (9/2/2023), Yudo mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah Philips Methrtens disandera KKB atau tidak. Hal ini karena tidak ada saksi mata yang mengetahui hilangnya pilot usai mendarat di Bandara Paro.

Yuda menambahkan, belum ada informasi ke mana arah pilot itu kabur ataupun di mana lokasinya disandera. Hanya lokasinya terdeteksi di sekitar Paro.

Ia pun menegaskan akan memprioritaskan pilot Susi Air agar segera ditemukan.

(Sumber: Kompas.com/Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi, Rahel Narda Chaterine, Haryanti Puspa Sari, Nirmala Maulana Achmad | Editor : Pythag Kurniati, Muhamad Syahrial, Bagus Santosa, Yoga Sukmana, Novianti Setuningsih, Michael Hangga Wismabrata, Sabrina Asril)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/10/101500865/kronologi-pesawat-susi-air-terbakar-di-nduga-hingga-kini-pilot-masih-dicari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke