Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Leher Bagian Belakang Gelap, Gejala Penyakit Apa?

KOMPAS.com - Perubahan warna kulit pada leher bagian belakang menjadi gelap dapat mengindikasikan gejala penyakit tertentu.

Leher bagian belakang yang menggelap sebenarnya bukan kondisi yang menular, namun dapat menurunkan rasa kepercayaan diri.

Pasalnya, orang menjadi tidak pede ketika berpenampilan lantaran leher bagian belakangnya seolah-olah penuh kotoran.

Orang yang mengalaminya dapat merasakan gatal pada kulit, sensasi lembut ketika disentuh, dan bergelombang.

Berikut beberapa penyakit yang seringkali ditandai dengan gejala penggelapan pada leher bagian belakang.

1. Acanthosis nigricans

Dilansir dari Very Well Health, leher bagian belakang yang menjadi gelap dapat disebabkan oleh acanthosis nigricans.

Kondisi tersebut tidak hanya ditandai dengan perubahan warna kulit, tapi juga tekstur halus seperti beludru ketika disentuh.

Acanthosis nigricans biasanya terjadi di ketiak, leher, selangkangan, lutut, termasuk siku.

Acanthosis nigricans bukanlah penyakit menular yang biasanya dialami oleh orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan orang terkena acanthosis nigricans, yakni:

Dermatitis neglecta adalah peradangan yang disebabkan oleh tubuh yang kurang dijaga kebersihannya.

Kondisi tersebut dapat berkembang ketika kulit tidak dicuci, dibilas, maupun digosok secara teratur sehingga minyak, bakteri, dan kotoran menumpuk.

Kumpulan kotoran dapat menyebabkan sisik atau tekstur halus dan bergelombang yang licin ketika disentuh.

Perlu waktu selama 2-4 bulan sebelum dermatitis neglecta terbentuk karena kurangnya kebersihan tubuh.

Selain di leher bagian belakang, dermatitis neglecta dapat muncul di alat kelamin, badan, termasuk wajah.

3. Pengaruh obat

Selain gangguan kesehatan, leher bagian belakang yang menjadi gelap kemungkinan disebabkan oleh pengaruh obat-obatan.

Obat-obatan tertentu dapat memicu pigmentasi kulit. Kondisi ini berujung pada hiperpigmentasi (penggelapan kulit).

Ada beberapa obat yang memengaruhi perubahan warna kulit pada leher bagian belakang, seperti setrasiklin, antimalaria, dilantin, maupun antipsikotik.

Adapun, hiperpigmentasi karena pengaruh obat-obatan ditemukan pada 10-20 persen kasus.

Tetapi hiperpigmentasi dapat hilang setelah konsumsi obat-obatan tertentu berhenti, selama bertahun-tahun, atau terjadi secara permanen.

Cara mengatasi leher bagian belakang yang gelap

Menggelapnya leher bagian belakang dapat menurunkan kepercayaan diri, namun kondisi ini bisa diatasi dengan beberapa cara.

Dikutip dari Healthline, salah satu cara untuk mengatasi leher belakang yang hitam adalah menyembuhkan acanthosis nigricans bagi orang yang mengalaminya.

Cara lainnya adalah menghentikan konsumsi obat-obatan yang menyebabkan leher belakang hitam dengan pertimbangan dokter.

Leher belakang yang hitam dapat diatasi juga dengan menurunkan berat badan supaya lipatan kulit tidak menumpuk kotoran.

Di samping itu, lakukan cara-cara di bawah ini untuk menangani leher belakang yang gelap:

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/29/080500365/leher-bagian-belakang-gelap-gejala-penyakit-apa-

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke