Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Agar Tragedi Kanjuruhan Tak Terulang

Saya yang kehilangan ayah kandung pada masa pasca tragedi G30S dapat merasakan betapa berat beban rasa sedih para keluarga yang ditinggalkan. Maka dengan penuh kerendahan hati saya bersujud demi berdoa memohon perkenan Yang Maha Kasih melimpahkan anugerah kekuatan lahir dan batin kepada keluarga yang ditinggalkan.

Sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya prihatin atas kurangnya perhatian kemanusiaan terhadap para korban tragedi Kanjuruhan karena perhatian lebih terarah ke upaya saling menyalahkan atas sesuatu tragedi kemanusiaan yang sudah terlanjur terjadi.

Sebelum para saintis mampu menciptakan mesin waktu yang bisa rewind bahkan replay waktu seperti khayalan HG Wells di dalam novel fiksi ilmiah Time Machine, maka mustahil manusia secara kelirumologis mampu mengoreksi kekeliruan di masa lalu.

Maka perilaku saling menyalahkan tentang sesuatu yang sudah terlanjur terjadi di masa lalu pada hakikatnya lebih banyak mudarat ketimbang manfaat.

Pada hakikatya, tragedi Kanjuruhan merupakan suatu indikasi diagnosis bahwa dunia sepakbola Indonesia sedang menderita gangguan penyakit, sehingga menimbulkan dampak buruk infrastruktur ragawiah maupun batiniah terhadap peradaban olahraga bangsa Indonesia.

Gangguan penyakit memang lazim ditangani secara kuratif. Namun tidak kurang dari Lembaga Kesehatan PBB, WHO, demi melengkapi tindakan kuratif sudah resmi menawarkan paradigma penanggulangan penyakit abad XXI dengan mashab sedia payung sebelum hujan dalam bentuk ikhtiar preventif dan promotif.

Maka sebagai warga Indonesia maupun pendiri Pusat Studi Kelirumologi serta Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya sangat menghargai dan berterima kasih atas langkah nyata yang diambil oleh Menko Polhukam, Mahfud MD, membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). 

Semoga pembentukan TGPF bukan terbatas mencari fakta tetapi juga memberikan solusi untuk memperbaiki masa depan sebagai upaya nyata preventif demi mencegah dan promotif demi membina agar jangan sampai tragedi Kanjuruhan kembali terulang terjadi di masa depan.

Insya Allah, TGPF Tragedi Kanjuruhan berhasil memberikan solusi yang siap dijadikan sebagai bekal pedoman preventif dan promotif dalam perjalanan perjuangan membentuk masa depan peradaban olahraga Indonesia yang lebih baik ketimbang masa lalu sesuai makna luhur terkandung di dalam Pancasila yaitu sila Kemanusiaan Yang Adil dan Berabad maupun Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia.

Merdeka!

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/07/080400465/agar-tragedi-kanjuruhan-tak-terulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke