KOMPAS.com - Hari ini, 34 tahun yang lalu, tepatnya pada 15 Mei 1988, pasukan militer Uni Soviet mundur dari Afghanistan setelah lebih dari delapan tahun berperang.
Dilansir dari History, peristiwa tersebut menandai akhir dari pendudukan Uni Soviet yang panjang, berdarah, namun tidak membuahkan hasil di Afghanistan.
Pada Desember 1979, pasukan Uni Soviet pertama kali memasuki Afganistan dalam upaya untuk mendukung pemerintahan pro-Soviet yang terancam oleh pemberontakan internal.
Dalam waktu singkat, ribuan tentara Uni Soviet dengan berbagai peralatan tempurnya saat itu menginvasi ke Afghanistan.
Sejak saat itu, dimulailah konflik militer antara Uni Soviet dengan gerilyawan Muslim Afghanistan yang sebelumnya menolak pemerintah komunis di negara mereka sendiri.
Selama delapan tahun, kedua kubu bertempur untuk menguasai Afghanistan, dan keduanya sama-sama tak pernah mendapatkan kemenangan.
15.000 tentara Uni Soviet tewas
Bagi Uni Soviet, invasi ke Afghanistan ini terbukti sangat mahal dalam banyak hal, salah satunya adalah jumlah korban tewas di antara para prajurit militernya.
Walaupun tidak pernah merilis angka resminya, namun berdasarkan sumber dari intelijen AS, diperkirakan 15.000 tentara Uni Soviet tewas di Afghanistan.
Akhirnya, pada 1988, Uni Soviet memutuskan untuk melepaskan diri dari situasi tersebut.
Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev melihat intervensi di Afghanistan menguras keuangan negeranya.
Selain itu, warga Uni Soviet sudah lelah dengan perang yang disebut orang Barat sebagai Vietnam-nya Uni Soviet itu.
Namun, mundurnya pasukan Uni Soviet tak berarti perang berakhir di Afghanistan.
Pemberontak Muslim akhirnya berhasil membangun kendali atas Afghanistan pada 1992.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/15/183000665/mundurnya-militer-uni-soviet-dari-afghanistan-usai-8-tahun-berperang