Narasi dalam video itu menyebut bahwa peruntuhan gereja ini terjadi karena sepinya jemaat karena banyak yang memilih agnostik, serta dikait kandengan lebih dari 300.000 kasus pelecehan seksual terjadi di gereja.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video itu tidak benar alias hoaks.
Gereja dalam video itu adalah gereja Saint-Jacques d'Abbeville yang dihancurkan karena ada masalah pembiayaan.
Sejak 1970, properti gereja ada di bawah tanggung jawab pemerintah Perancis. Namun, biaya pemulihan bangunan terlalu mahal, sementara reruntuhan bangunan membahayakan pemukiman di sekitarnya.
Perobohan gereja itu tidak ada kaitannya dengan agnostik atau pun kekerasan seksual di gereja.
Narasi yang beredar
Video yang menyebut 2.000 lebih gereja di Paris diruntuhkan karena sepi jemaat dan kasus pelecehan seksual diunggah oleh akun ini, ini, dan ini.
Salah satu pengunggah menyertakan keterangan sebagai berikut:
BERITA INI BENAR APA SALAH?
Lebih dari 2000 gereja di runtuhkan di paris& lebih dari 300.000 pelecehan sexual terjadi di gereja gereja.
Sementara, pada video berdurasi 1 menit yang dia unggah terdapat narasi sebagai berikut:
Penelusuran Kompas.com
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video yang beredar merupakan potongan cuplikan dari beberapa video.
Adapun cuplikan bangungan gereja yang diruntuhkan berasal dari sebuah unggahan di situs Gloria.tv, pada 10 Agustus 2016.
Namun, benarkah gereja ini dirobohkan karena sepi jemaat atau karena ada kasus pelecehan seksual?
Dilansir dari The Art Tribune, 30 Mei 2010, Gereja Saint Jacques di Abbeville terletak di lingkungan yang terhindar dari pemboman yang menghancurkan 80 persen kota saat perang dunia pada 1940.
Gereja ini dihancurkan karena kondisi bangunannya dianggap terlalu berisiko.
Selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak 2005 ketika bagian dari menara lonceng jatuh saat badai dan membuat lubang di atap, kondisi gereja dengan cepat memburuk.
Wali Kota setempat pun mempertimbangkan untuk meruntuhkan gedung. Dalam laporan khusus 19 Maret 2010, wakil walikota Jean-Marie Hemerle menyatakan bahwa diperlukan waktu sekitar setidaknya 10 juta euro untuk memperbaiki bangunan itu.
Itu pengeluaran yang sangat fantastis bagi kota tersebut. Sementara, gedung gereja itu terletak di tengah alun-alun, dekat dengan rumah pribadi dan sekolah.
Menurut arsitek Jean-Marc Dumoulin, jika bangunan terus dibiarkan maka akan terjadi kecelakaan serius.
Situs tersebut mendokumentasikan beberapa barang dan karya seni yang terdapat dalam gedung itu dan menautkan sumbangan online untuk memperbaiki gedung tersebut.
Lantas, mengapa pemerintah Perancis merobohkan gereja?
Diberitakan DW, 26 Juli 2012, pemerintah Perancis mengambil alih semua properti sekitar 90.000 gereja sejak 1907 termasuk biaya pemeliharaannya. Sehingga banyak otoritas lokal tidak bisa, bahkan enggan merenovasi gereja mereka.
Pada 1907, banyak umat Katolik pada saat itu melihat ini sebagai tindakan agresi anti-Katolik dan muncul berbagai isu tentang paham agnostik, ateis atau tidak bertuhan.
Namun bertahun kemudian, pengambilalihan properti ini justru membebani pemerintah sendiri. Akhirnya banyak gereja yang tidak mendapat renovasi selama bertahun-tahun hingga kondisinya tidak layak.
Salah satu akibat langsung dari ini adalah tiga gereja di Paris yang dirobohkan, seperti Sainte Rita dan gereja di Sainte Marguerite's, yang mengadakan kebaktian yang dihadiri banyak orang.
Menurut Observatorium Warisan Agama, ratusan gereja di Perancis dalam kondisi tidak layak.
Kendari demikian, beberapa gereja yang terancam dirobohkan tetap bertahan karena warga setempat melakukan protes dan menggalang dana. Meski tidak semua gereja memiliki cukup sokongan dana sehingga terpaksa dirobohkan.
Sementara itu, terkait pelecehan seksual yang disebutkan dalam video yang beredar, tidak ada kaitannya dengan perobohan gedung gereja.
Bagaimana dengan kasus pelecehan seksual?
Video itu menampilkan cuplikan pemberitaan Al Jazeera di detik ke-34.
Sumber asli video tersebut diunggah oleh YouTube Al Jazeera English pada 5 Oktober 2021.
Dalam laporan tersebut diberitakan bahwa setelah hampir 3 tahun menyelidiki Gereja Katolik Prancis, sebuah komisi independen mengatakan sekitar 330.000 anak menjadi korban pelecehan seksual dalam kurun waktu 70 tahun.
Laporan itu mengungkap sekitar 3.000 pelaku kekerasan anak, dua pertiga di antaranya adalah pendeta, yang beroperasi di dalam gereja sejak 1950-an.
Penyelidikan independen ini diinisiasi oleh para uskup Katolik di Prancis pada 2018, untuk mengungkap pelanggaran di masa lalu.
Kesimpulan
Tidak benar 2.000 gereja di Paris dirobohkan karena sepinya jemaat dan kasus kekerasan seksual.
Beberapa gereja di Perancis dihancurkan karena biaya pemulihan bangunan terlalu mahal, sementara reruntuhan bangunan membahayakan pemukiman di sekitarnya.
Perobohan gereja itu tidak ada kaitannya dengan agnostik atau pun kekerasan seksual di gereja.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/27/133000565/-hoaks-video-2.000-gereja-di-paris-diruntuhkan-karena-sepi-jemaat