Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Indonesia Jatuh dan Terbakar di Deli Serdang

KOMPAS.com - Hari ini 24 tahun lalu, terjadi kecelakaan penerbangan terparah di Indonesia yang melibatkan pesawat Garuda Indonesia Airbus A300-B4.

Pesawat dengan nomor penerbangan GA 152 itu jatuh dan terbakar di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 26 September 1997 pukul 13.18 WIB.

Mengutip Harian Kompas, 27 September 1997, kecelakaan itu menewaskan 222 penumpang dan 12 awak pesawat.

Berdasarkan laporan jurnalis Kompas, Sahnan dan Surya Makmur Nasution, pesawat tersebut jatuh dan hancur dalam keadaan hangus terbakar, bahkan masih terlihat api menyala.

Tak hanya itu, kecelakaan yang sangat parah itu juga menyebabkan para korban tidak dapat dikenali identitasnya satu per satu.

Untuk mengidentifikasi korban, pihak Garuda harus meminta bantuan para wakil keluarga korban dengan memberangkatkan mereka ke lokasi jatuhnya pesawat.

Pilot yang bertugas mengemudikan pesawat Garuda Indonesia Airbus A300-B4 dengan nomor penerbangan GA 152 itu dalah Capt Rachmo Wiyogo.

Direktur Utama Garuda Indonesia saat itu, Soepandi, mengatakan, pesawat tersebut bertolak dari Bandara Cengkareng pukul 11.30 WIB.

Pesawat tersebut dijadwalkan tiba di Bandara Polonia, Medan pada pukul 13.58 WIB.

Sebelum terjadi kecelakaan, kontak terakhir dari pilot yang diterima oleh petugas bandara sekitar pukul 13.18 WIB dengan posisi pesawat menuju ke arah Bandara Polonia.

Selanjutnya, pesawat itu tidak terlihat lagi di radar.

Sementara itu, Direktur Operasi Garuda Indonesia, Dharmadi mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat berada di tanah datar dan sedikit berbukit, di dekat perkampungan.

Ia menjelaskan, pada saat pesawat akan mendarat, tingkat visibility (jarak pandang) sekitar 600 sampai 800 meter.

Diketahui, di sekitar daerah itu untuk keamanan terbangnya dengan ketinggian 7.500 kaki. Daerah aman ini sudah termasuk sektor 25 miles.

Mengutip Harian Kompas, 9 Oktober 1997, tragedi itu terjadi akibat miskomunikasi antara menara pengendali lalu lintas Bandara Polonia dengan pilot pesawat tersebut.

Akibat miskomunikasi itu, pesawat menabrak gunung dan terbakar dan jatuh.

Untuk diketahui, Bandara Polonia dibagi dalam tiga sektor. Sektor utara ketinggian pesawat minimal 1.500 kaki, sektor tenggara (selatan ke timur) 7.500 kaki, dan sektor barat daya (selatan ke barat) 9.500 kaki.

Radius sektor ini 25 mil, dan di dalam sektor itu Garuda Indonesia turun ke ketinggian 3.000 kaki, bahkan disuruh turun lagi ke 2.000 kaki oleh menara.

Ini dilakukan untuk persiapan masuk ke bandara lewat Medan VOR (VHF omni range).

VOR ini, lewat pancaran frekuensi radio tertentu yang ditangkap oleh instrumen pesawat, menunjukkan di mana arah bandara yang dituju.

Radio altimeter yang baru berfungsi otomatis pada ketinggian 2.500 kaki ke bawah ini memancarkan gelombang sonar ke permukaan bumi, dipantulkan, dan ditangkap lagi oleh pesawat.

Pancaran itu menyebutkan berapa tinggi pesawat dari permukaan bumi, sehingga seharusnya jika semua radio altimeter berfungsi baik (ada dua buah), pilot pasti tahu berapa ketinggian pesawatnya dari muka tanah.

Namun, ketika itu terjadi miskomunikasi antara menara pengendali lalu lintas dengan pilot pesawat tersebut. Akibatnya, beberapa menit kemudian pesawat itu menabrak gunung dan terbakar dan jatuh.

Insiden yang menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat itu tercatat sebagai kecelakaan pesawat terburuk dalam penerbangan di Indonesia.

Selain itu, jumlah korban tak hanya dari penduduk Indonesia saja.

Penumpang dari luar terdiri dua warga negara Inggris, satu warga negara Perancis, enam warga negara Malaysia, empat warga negara Jerman, dua warga negara Amerika Serikat, dan dua warga negara Kanada.

Salah satu presiden direktur pulp dan rayon perusahaan PT Inti Indorayon Utama Polar, Yanto Tanoto, juga meninggal dalam tragedi tersebut.

Pasca-peristiwa tersebut, Garuda Indonesia mendapat gugatan dari beberapa keluarga korban.

Gugatan tertuju pada penggunaan alat dalam penerbangan Indonesia kurang baik dan menyebabkan kecelakaan yang tragis.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/26/080600765/hari-ini-dalam-sejarah--pesawat-garuda-indonesia-jatuh-dan-terbakar-di-deli

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke