Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Dampak Mengerikan Perkawinan Anak yang Masih Tinggi di Indonesia

Melansir Kompas.com, Senin (15/2/2021), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPA) menyebut perkawinan anak di Indonesia mencapai 11,54 persen pada 2017.

Kemudian pada 2020, angka perkawinan anak menurun meski tak signifikan menjadi 10,19 persen. Angka ini masih tinggi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun menyatakan perkawinan dini hanya akan membawa dampak buruk.

Dampak buruk itu mulai dari risiko terkena penyakit, gangguan mental, kekerasan terhadap anak dan perceraian. Berikut dampak buruk yang dapat terjadi:

Penyakit

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan, dampak pernikahan dini tak hanya dirasakan dalam jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.

Dampak jangka panjang perempuan yang menikah dini dan hamil usia muda belum 20 tahun, maka pertumbuhan tulang berhenti.

Puncak kepadatan tulang tidak tercapai optimal dan menyebabkan tulang keropos atau osteoporosis.

"Sehingga pada masa tuanya setelah menopause tulang mudah keropos osteophorotic dan menjadi bungkuk dan mudah patah," kata Hasto saat dihubungi Rabu (10/3/2021).

Hubungan suami istri, proses hamil dan melahirkan yang dialami pada pasangan pernikahan dini mendatangkan risiko tersendiri.

"Kawin muda jangka panjangnya 15-20 tahun ke depan berisiko tinggi terjadi kanker mulut rahim," ungkap dia.

Gangguan jiwa

Hasto melanjutkan, dampak pernikahan dini juga bisa terjadi setelah terjadinya kelahiran.

Belum siapnya mental menjadi faktor utama pemicu gangguan jiwa.

"Setelah melahirkan sering ada kejadian gangguan jiwa akibat belum dewasanya dalam menerima dan menghadapi keadaan. Hal ini dikenal dengan post partum blues, bisa jadi ngomong sendiri, senyum sendiri, dan lain-lain," papar Hasto.

Emosi pada anak pernikahan dini masih labil ketika menghadapi masa-masa kehamilan, terutama saat melahirkan.

Beban yang harus ditanggung yakni kesabaran dan kedewasaan belum terbentuk sempurna saat usia masih dini.

Kekerasan anak dan perceraian

Dampak cakupan dari pernikahan dini lebih luas dan jangka waktunya lebih panjang.

Tak hanya dalam hitungan tahun, tapi juga antar generasi.

Hal itu meliputi ketidaksiapan rumah tangga yang bisa memicu banyak permasalahan turunan, seperti tindak kekerasan pada anak dan perceraian.

"Itu baru dalam proses hamil dan melahirkan belum kesiapan dalam rumah tangga, kekerasan pada anak, perceraian akibat pernikahan terlalu muda dan belum siap mental," jelas Hasto.

Kekerasan pada anak baik verbal maupun nonverbal, juga perceraian pada kedua orangtua berpengaruh pada psikis anak.

Anak akan terkena trauma, bahkan persepsi keliru tentang orangtua dan keluarga.

Pengaruh ini bukan hanya berlaku di masa anak-anak, tetapi dapat terbawa di masa dewasa, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan mereka.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/10/163000865/3-dampak-mengerikan-perkawinan-anak-yang-masih-tinggi-di-indonesia

Terkini Lainnya

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

Tren
Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Tren
Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Tren
10 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum, Salah Satunya Diabetes Tipe 1

10 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum, Salah Satunya Diabetes Tipe 1

Tren
4 Alasan Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur Menurut Riset, Apa Saja?

4 Alasan Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur Menurut Riset, Apa Saja?

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke