Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepekan Hilang, Berikut Hasil Operasi Pencarian Sriwijaya SJ 182

KOMPAS.com - Tepat sepekan yang lalu, 9 Januari 2021, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang mengangkut 62 jiwa itu hilang kontak dan dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Pontianak.

Beberapa saat setelah kejadian, otoritas terkait langsung menerjunkan tim pencarian untuk menemukan badan pesawat juga seluruh orang yang ada di dalamnya.

Tim ini terdiri dari berbagai elemen, yakni Badan SAR Nasional, TNI dan Polri, juga relawan.

Setiap harinya, mereka terus mengupayakan untuk melakukan operasi pencarian Sriwijaya SJ 182, terutama mencari korban dan juga kotak hitam (black box) pesawat yang dapat mengungkap terjadinya kecelakaan.

Berikut hal-hal yang sudah berhasil ditemukan oleh tim gabungan dari peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182:

FDR

Pertama adalah salah satu bagian kotak hitam yang disebut sebagai FDR (Flight Data Recorder).

FDR berhasil ditemukan oleh tim pencari pada hari ketiga setelah peristiwa, tepatnya 12 Januari 2021 pada pukul 14.00 WIB di titik yang sebelumnya sudah berhasil dipetakan atau ditandai oleh TNI Angkatan Laut.

Bagian FDR ini merekam segala informasi teknis terkait pesawat selama terbang sebelum akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Meski demikian, salah satu bagian kotak hitam yang lain, yakni CVR (Cockpit Voice Recorder) yang berisi rekaman percakapan pilot di kokpit belum berhasil ditemukan hingga saat ini.


Body part dan badan pesawat

Berdasarkan data terakhir yang terhimpun dan dilaporkan oleh Basarnas, tim gabungan hingga Jumat (15/1/2021) telah berhasil mengumpulkan 239 kantong jenazah.

Tentu dari kantong-kantong itu tidak semuanya berisi jenazah atau bagian tubuh korban, ada juga yang berisi serpihan dan bongkahan badan pesawat.

Ini sebagaimana disampaikan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito.

"Kami mendapatkan 98 kantong jenazah yang berisi body part, serpihan kecil badan pesawat 9 kantong, dan potongan besar badan pesawat 5 bagian. Sehingga total sampai jam 20.00 WIB ini (15/1/2021) kapal terakhir tadi masuk, kami sudah mengumpulkan 239 kantong jenazah," kata dia.

Untuk jumlah korban yang berhasil teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) sejauh ini terdapat 17 jenazah.

Mereka adalah Okky Bisma (30), Fadly Satrianto (38), Khasanah (50), Asy Habul Yamin (36), Indah Halimah Putri (26), Agus Minarni (47), Ricko (32), Ihsan Adhlan Hakim (33), Supianto (37), Pipit Supiyono (23), Mia Tresetyani (23), Yohanes Suherdi (37), Toni Ismail (59), Dinda Amelia (15), Isti Yudha Prastika (34), Putri Wahyuni (25), dan Rahmawati (59).

Sementara untuk bagian pesawat terdiri dari berbagai macam item, seperti tangga darurat, turbin, pelek roda pesawat, FDR, dan lain-lain.


Benda milik korban

Sementara itu, para penyelam yang bertugas juga menemukan beragam benda yang diduga kuat merupakan milik korban jatuhnya Sriwijaya SJ 182, mulai dari pakaian, sajadah, jaket pelampung, ponsel, surat keterangan hasil rapid test, uang, dompet, kartu identitas, dan sebagainya.

Salah satu pakaian yang berhasil ditemukan adalah jaket milik anak perempuan berwarna merah muda yang diketahui milik salah satu korban bernama Yumna.

Hal ini diketahui dari unggahan terakhir sang ibu yang juga menjadi korban di akun Instagramnya, korban Yumna terlihat tengah mengenakan jaket yang persis dengan jaket yang ditemukan.

Selain itu, dompet dengan kartu identitas ditemukan atas nama Yuni Dwi Saputri dan Rahmania Ekananda.

(Sumber: Kompas.com/Ira Gita Natalia Sembiring, Nirmala Maulana Achmad, Achmad Nasrudin Yahya | Editor: Sabrina Asril, Nursita Sari, Bayu Galih)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/16/160500765/sepekan-hilang-berikut-hasil-operasi-pencarian-sriwijaya-sj-182

Terkini Lainnya

Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Tren
Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

Tren
Warga Jabar jadi Pengguna Pinjol Terbanyak di Indonesia, Ekonom Soroti Persib Gandeng Sponsor Pinjol

Warga Jabar jadi Pengguna Pinjol Terbanyak di Indonesia, Ekonom Soroti Persib Gandeng Sponsor Pinjol

Tren
Starlink Milik Elon Musk Resmi Beroperasi di Indonesia, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Starlink Milik Elon Musk Resmi Beroperasi di Indonesia, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Tren
Mengenal Voice of Baceprot, Grup Metal Garut yang Jadi Sorotan Utama Forbes 30 Under 30 2024

Mengenal Voice of Baceprot, Grup Metal Garut yang Jadi Sorotan Utama Forbes 30 Under 30 2024

Tren
Daftar Korban Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Daftar Korban Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Profil Oxford United, Klub Bola Erick Thohir yang Promosi ke Championship

Profil Oxford United, Klub Bola Erick Thohir yang Promosi ke Championship

Tren
5 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon, Polisi Ungkap Kendala Penangkapan Pelaku

5 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon, Polisi Ungkap Kendala Penangkapan Pelaku

Tren
3 Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan Meninggal, 2 Teridentifikasi

3 Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan Meninggal, 2 Teridentifikasi

Tren
6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?

6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?

Tren
Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong, Tiga Orang Meninggal Dunia

Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong, Tiga Orang Meninggal Dunia

Tren
Alasan Yusril Ihza Mundur dari Ketua Umum PBB Setelah 16 Tahun Menjabat

Alasan Yusril Ihza Mundur dari Ketua Umum PBB Setelah 16 Tahun Menjabat

Tren
Kerap Berlari Disebut Sebabkan 'Runner's Face', Apa Itu?

Kerap Berlari Disebut Sebabkan "Runner's Face", Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke