Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Epidemiolog Nilai Syarat Rapid Test Antigen Lebih Baik, tapi...

KOMPAS.com - Pemerintah bakal mengganti syarat bepergian ke luar kota di masa pandemi virus corona, dari membawa hasil rapid test antibodi menjadi rapid test antigen.

Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan alasannya mengapa penumpang perlu melakukan rapid test antigen.

"Rapid test antigen ini memiliki sensitivitas yang lebih baik bila dibandingkan rapid test antibodi," kata Luhut dalam keterangan resminya yang dikutip pada Selasa (15/12/2020).

Syarat ini, akan lebih dikhususkan bagi warga yang bepergian menggunakan kereta api jarak jauh atau pesawat.

Terkait dengan kebijakan tersebut, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai pemberian syarat hasil rapid test antigen virus corona memang lebih baik dibandingkan rapid test antibodi.

"Untuk kaitan screening, antigen ini bukan hanya lebih baik, tetapi juga lebih tepat," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (18/12/2020).

"Rapid test antibodi ini untuk surveilens, yaitu untuk melihat dalam satu wilayah itu sudah pernah terinfeksi berapa. Itu yang selama ini salah kaprah," lanjutnya.

Namun, Dicky mengingatkan bahwa rapid test antigen itu hanya untuk screening mobilitas penduduk dan sangat mungkin untuk tidak dipatuhi.

Untuk mencegah penularan, pemerintah juga harus membatasi mobilitas dan interaksi penduduk.

"Tetap dibatasi kepergian itu, bukan boleh pergi asal ada tes. Tetap batasi hanya yang esensial," jelas dia.

Menurutnya, strategi itu juga harus diimbangi dengan testing dan tracing yang optimal berdasarkan skala penduduk dan skala pandemi Covid-19 di setiap daerah.

Angka yang harus dicapai untuk upaya tracing adalah berdasarkan standar WHO, yaitu minimal 1:1.000 orang.

"Itu minimal, bukan berarti kalau sudah mencapai itu terus berhenti," ujar dia.

"Karena ada dua kriteria, satu pada skala penduduknya, dua berdasarkan skala pandemi, yaitu test positivity rate yang harus diarahkan ke 5 persen," tambahnya.

Jika angka positivity rate di suatu daerah belum 5 persen, maka angka testing harus terus ditingkatkan.

Karenanya, segala upaya pembatasan dan pengetatan harus tetap diiringi dengan dua strategi yang fundamental tersebut, yaitu testing dan tracing.

Selain itu, Dicky juga mengingatkan masyarakat agar menahan diri untuk tidak berpergian, kecuali untuk hal-hal esensial.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/18/130100765/epidemiolog-nilai-syarat-rapid-test-antigen-lebih-baik-tapi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke