Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli Sebut Data Testing dan Tracing di Tiap Daerah Harus Ditampilkan, Ini Alasannya...

KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 merilis sejumlah data terkait pandemi dan penangannya di Indonesia pada Selasa (15/9/2020).

Salah satu dari data yang disajikan adalah diagram yang menggambarkan jumlah kasus positif Covid-19 juga kematian di beberapa pulau.

Disebutkan Pulau Jawa mendominasi temuan kasus positif juga kematian akibat Covid-19 dengan 133.564 kasus positif dan 5.923 kasus kematian.

Di urutan kedua adalah Sumatera dengan 27.818 kasus positif dan 1.051 kematian.

Selanjutnya ada Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang menunjukkan data tidak selalu linear.

Artinya ada yang angka positifnya lebih tinggi dari pulau lain, namun angka kematiannya lebih rendah, dan sebaliknya.

Belum utuh

Melihat data kasus yang disajikan per pulau ini, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman memberikan apresiasinya.

"Satgas ini sudah melakukan penyampaian laporan perkembangan per pulau, itu langkah maju," kata Dicky saat dihubungi Rabu (16/9/2020) siang.

Namun demikian, data ini menurutnya belum utuh, karena tidak mencakup banyaknya jumlah pengetesan atau testing di masing-masing wilayah pulau tersebut.

"Saya ingin tetap menitikberatkan tidak cukup hanya melaporkan penambahan kasus, tidak cukup hanya memperlihatkan ada berapa kematian," ujar Dicky.

"Supaya informasi yang disampaikan ini utuh dilihat adalah bagaimana cakupan testing-nya di provinsi yang ada di Jawa itu, atau di pulau itu, Kalimantan, Sumatera, karena ini sangat berkaitan erat, bagaimana cakupan testing mereka, bagaimana cakupan tracing mereka," ungkap Dicky. 

Belum dapat ditafsirkan

Apabila hanya disajikan angka kasus infeksi dan kematian tanpa ditunjukkan berapa banyak upaya pengujian dan pelacakan yang dilakukan, maka menurutnya tidak bisa menyimpulkan data yang ditampilkan.

Bisa jadi Jawa sebagai pulau dengan kasus infeksi dan kematian terbanyak ini muncul akibat banyaknya pengujian dan masifnya pelacakan kontak di masyarakatnya.

Sementara Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua menunjukkan angka yang tidak terlalu tinggi, bisa jadi karena memang minim pelacakan dan pengujian yang dilakukan.

"Ini (data pengujian dan pelacakan) yang harus ditampilkan, karena tanpa itu kita tidak tahu permasalahannya di mana, karena test positivity rate-nya memperlihatkan juga prevalensinya," jelas Dicky.

Sehingga, melihat data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 itu, pihaknya belum bisa menyimpulkan apapun.

Jawa belum bisa disebut sebagai wilayah paling parah, begitu juga Maluku dan Papua, belum tentu menjadi wilayah yang paling sedikit kasus.

"Sekali lagi, itu karena tidak adanya data pengujian dan pelacakan yang disertakan," kata Dicky. 

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/16/154536865/ahli-sebut-data-testing-dan-tracing-di-tiap-daerah-harus-ditampilkan-ini

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke