KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengundurkan diri pada Jumat (28/8/2020) karena sakit.
Pengunduran diri itu disampaikan melalui konferensi pers yang disiarkan Reuters dari kantor Perdana Menteri di daerah Chiyoda, Tokyo, Jepang.
"Tiga belas tahun yang lalu, penyakit kronis saya muncul dalam satu tahun. Tiba-tiba saya harus mengundurkan diri sebagai PM, tapi kemudian (hal itu) bisa menyebabkan masalah besar kepada masyarakat," ungkap Abe dalam konferensi persnya, seusai membahas penanganan wabah virus corona di Jepang.
Abe menderita kolitis ulserativa kronis sejak remaja.
Seperti apa penyakit kolitis ulserativa?
Dilansir Reuters, (24/8/2020), kolitis ulserativa adalah penyakit radang usus besar yang dapat menyebabkan bisul pada lapisan usus besar dan rektum. Gejalanya berupa diare, kram perut, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Selain itu, dilansir Mayoclinic, gejala lainnya bisa berupa:
Seseorang bisa pergi ke dokter jika mengalami:
Sementara itu, dilansir WebMD, gejala utama kolitis ulserativa adalah diare berdarah. Seringkali ada nanah atau darah di tinja.
Masalah lain yang bisa timbul atau gejala lainnya antara lain:
Gejala bisa kambuh, hilang, dan datang lagi. Hal itu bisa terjadi selama berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun.
Untuk mengetahui seseorang memiliki penyakit itu atau tidak bisa dilakukan tes berikut ini oleh dokter:
Adapun, diberitakan Reuters, penyebab dari penyakit ini masih belum diketahui para peneliti, tetapi kemungkinannya bisa dari faktor keturunan maupun malfungsi sistem kekebalan.
Yang terjadi adalah sistem kekebalan menyerang sel-sel di saluran pencernaan. Selain itu, diet dan stres bisa memperburuk keadaan.
Komplikasi yang bisa terjadi antara lain peningkatan risiko kanker usus besar, pembekuan di pembuluh darah, dan usus besar berlubang.
Pengobatan
Kolitis ulserativa tidak dapat disembuhkan. Tapi kasus sedang hingga parah dapat diobati dengan kortikosteroid.
Itu bukan pengobatan jangka panjang, karena bisa menyebabkan efek samping seperti pengeroposan tulang, tekanan darah tinggi, dan penambahan berat badan.
Jenis obat yang disebut asam 5-aminosalisilat (5-ASA) adalah pengobatan standar, termasuk Asacol. Abe meminum obat itu sejak 2009.
Sebelumnya, obat itu hanya tersedia di luar negeri dan belum disetujui untuk beredar di Jepang.
“Jika obat Asacol ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk muncul di pasaran di Jepang, sangat mungkin saya tidak akan berada di tempat saya hari ini,” kata Abe dalam pidatonya pada 2013.
Efek samping dari obat itu antara lain mual, sakit kepala, atau muntah. Akan tetapi, obat itu jarang memperburuk gejala kolitis ulserativa.
Perawatan lainnya bisa dengan obat imunosupresan yang membutuhkan pengawasan cermat, dan biasanya hanya digunakan jika pasien tidak mendapat perawatan lain.
Sedangkan perawatan yang paling drastis adalah operasi pengangkatan usus besar.
Pengaruh kualitas hidup
Jika tetap terkontrol, kolitis ulserativa memiliki dampak minimal pada aktivitas sehari-hari. Sementara itu, kambuhnya bisa disebabkan oleh stres.
Beberapa pasien sering menjalani kolonoskopi, misalnya setiap enam bulan sekali, untuk memeriksa kanker. Abe menjalani pemeriksaan fisik komprehensif dua kali setahun.
Pada 2017, Abe mengatakan perawatannya memicu nafsu makannya bertambah. Namun dia menghadapi kekhawatiran baru.
"Sekarang saya harus khawatir tentang masalah yang pernah saya pikir sama sekali tidak terkait dengan saya, termasuk bertambahnya lemak viseral, mengkhawatirkan lemak tubuh, dan kadar kolesterol saya. Saya mencapai batas atas tes untuk masing-masing masalah ini," katanya.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/29/070300265/pm-jepang-shinzo-abe-mundur-karena-idap-penyakit-kolitis-ulserativa-apa-itu