Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kathy Sullivan, Orang Pertama yang Pergi ke Luar Angkasa dan Laut Terdalam

Dua di antaranya adalah ruang angkasa dan dasar laut yang paling dalam.

Tak banyak orang yang bisa menjejakkan kaki di salah satu ruang atau tempat tersebut.

Mengutip CNN, 10 Juni 2020, hanya ada 8 orang yang bisa menjangkau Challenger Deep, titik terdalam di samudera dengan kedalaman mencapai 10.928 meter di bawah permukaan air laut.

Lokasi tepat dari Challenger Deep ada di Palung Mariana, sisi barat dari Samudera Pasifik.

Sementara, mereka yang pernah mendatangi luar angkasa, jumlahnya relatif lebih banyak, yakni 550 orang.

Di antara mereka, ada satu orang yang pernah melakukan keduanya, terbang ke luar angkasa dan menyelam ke Challenger Deep.

Orang itu adalah seorang astronot dari Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) sekaligus ahli kelautan, Kathy Sullivan.

Pergi ke luar angkasa

Sejak kecil, Kathy memang mengaku senang dengan penjelajahan.

"Saya selalu mengikuti cerita para astronot senior Jacques Cousteau dan akuanot (orang yang menyelidiki kedalaman lautan). Mereka adalah orang-orang yang (memiliki sifat) ingin tahu. Mereka adalah orang-orang pintar yang bisa mengetahui bagaimana cara membuat sesuatu bisa terjadi," kata Kathy.

Rasa keingintahuan yang sama juga dirasakan Kathy kapan pun ia melihat aksi dari para astronot.

Ketika mendengar NASA sedang mengadakan rekrutmen, dia segera mengambil kesempatan itu dan melamar sebagai operator ekspedisi.

Kathy bergabung dengan NASA dan menjadi wanita pertama AS yang berhasil pergi ke luar angkasa dalam misi Space Shuttle Challenger pada 1984.

Selama berkarier di NASA, Kathy juga menjadi bagian dalam 2 misi lainnya, yakni Space Shuttle Discovery (1990) dan Space Shuttle Atlantis (1992).

Mengunjungi Challenger Deep

Untuk dunia kelautan, Kathy mengaku pertama kali mempelajari tentang Challenger Deep dan Palung Mariana dari seorang kapten AL Amerika Serikat semasa kuliah di California University.

Setelah mengetahui banyak hal soal kelautan, sejarah, eksporasi, cara kerja, dan makhluk di dalamnya, Kathy semakin tertarik dengan dunia kelautan.

Oleh karen itu, ia memilih melanjutkan pendidikannya doktoralnya di Dalhousie University dengan mengambil jurusan geologi dan memfokuskan penelitiannya di Atlantik Utara.

Kathy kemudian menjabat sebagai petugas di Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional.

Beberapa waktu lalu, Kathy mengunjungi Challenger Deep dalam rangka Ekspedisi Cincin Api yang diadakan oleh EYOS Expeditions dan Caladan Oceanic.

Untuk ekspedisi ini, EYOS mengundang 3 penjelajah yang mereka sebut sebagai "Mission Specialists" untuk menjelajah Palung Mariana, lokasi Challenger Depp.

Kathy adalah orang pertama dari 3 penjelajah itu yang berhasil menyelesaikan misi dalam waktu kurang lebih 10 jam. Sementara, dua lainnya menyusul di waktu yang berbeda.

"Tidak ada ahli kelautan yang mau melewatkan kesempatan ini. Kami betiga mengikuti penjelasan secara penuh tentang misi, jadwal, dan penelitian yang akan dilakukan," kata Kathy.

Penjelajahan itu ia mulai pada 7 Juni 2020.

Kathy dan rekan penjelajahannya masuk ke dalam dasar palung itu dengan menggunakan kendaraan khusus yang diberi pemberat agar bisa tenggelam hingga ke dasar.

Kendaraan itu digambarkan sebagai sebuah kapal selam yang menyerupai lift.

Ruangan dalamnya tidak begitu luas, namun cukup untuk meluruskan kaki dan keadaannya nyaman.

Setibanya di tempat tujuan, mereka mengumpulkan sampel dari dasar laut dan melakukan penelitian geografis. Mengapa? Karena hingga hari ini begitu sedikit pengetahuan yang diketahui dunia tentang lautan untuk kedalaman di level ini.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/20/080200465/kathy-sullivan-orang-pertama-yang-pergi-ke-luar-angkasa-dan-laut-terdalam

Terkini Lainnya

Keputusan Wasit Shen Yinhao Disebut Tak Keliru, Ini Alasannya

Keputusan Wasit Shen Yinhao Disebut Tak Keliru, Ini Alasannya

Tren
Kronologi Kecelakaan di KM Tol Jakarta-Cikampek, 2 Orang Luka-luka

Kronologi Kecelakaan di KM Tol Jakarta-Cikampek, 2 Orang Luka-luka

Tren
Benarkah Infus 'Whitening' Bisa Membahayakan Ginjal? Ini Kata Dokter

Benarkah Infus "Whitening" Bisa Membahayakan Ginjal? Ini Kata Dokter

Tren
Jam Berapa Pertandingan Thomas Cup 2024 Indonesia Vs India? Simak Jadwalnya

Jam Berapa Pertandingan Thomas Cup 2024 Indonesia Vs India? Simak Jadwalnya

Tren
Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca?

Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca?

Tren
Ini Alasan Pertamina Tidak Menaikkan Harga BBM Mei 2024

Ini Alasan Pertamina Tidak Menaikkan Harga BBM Mei 2024

Tren
Beredar Dugaan Penyalahgunaan Dana KIP Kuliah Undip, Status Penerima Bisa Dicabut

Beredar Dugaan Penyalahgunaan Dana KIP Kuliah Undip, Status Penerima Bisa Dicabut

Tren
Profil Wasit di Laga Indonesia Vs Irak, Sivakorn Pu-Udom Akan Jadi Asisten VAR

Profil Wasit di Laga Indonesia Vs Irak, Sivakorn Pu-Udom Akan Jadi Asisten VAR

Tren
Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Tren
Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Tren
Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tren
Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Tren
Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum 'Ditelan' Everest

Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum "Ditelan" Everest

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke