Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Terusan Suez Mulai Dibangun

KOMPAS.com - Hari ini 161 tahun lalu, tepatnya pada 25 April 1859, Terusan Suez mulai dibangun.

Dilansir Britannica, Terusan Suez merupakan jalur air yang menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah.

Jalur ini menjadi perlintasan vital lalu lintas laut internasional. Ini sekaligus membuatnya memiliki daya tawar politik dan ekonomi yang tinggi di mata dunia.

Dikutip History, Selasa (21/8/2018), gagasan dibangunnya Terusan Suez pertama kali dibahas sekitar 1830-an.

Gagasan tersebut dicetuskan penjelajah dan insinyur Perancis Linant de Bellefonds.

Dia melakukan survei terhadap Isthmus of Suez (sebidang tanah yang terletak di antara Laut Mediterania dan Laut Merah dan merupakan batas antara Benua Afrika dan Asia) dan mengonfirmasi bahwa Laut Tengah dan Laut Merah pada tingkat ketinggian yang sama.

Itu bertentangan dengan kepercayaan yang ada sebelumnya, bahwa keduanya memiliki tingkat ketinggian berbeda.

Menjelang 1850-an, peluang untuk membuat kanal muncul setelah Khedive Said Pasha, pengawas Mesir dan Sudan di Kekaisaran Ottoman, memberikan izin kepada diplomat Perancis Ferdinand de Lesseps untuk membuat perusahaan untuk membangun sebuah kanal.

Perusahaan itu akhirnya dikenal sebagai Perusahaan Terusan Suez serta diberi izin sewa 99 tahun di atas jalur air dan daerah sekitarnya.

Kontruksi dimulai dari ujung paling utara Pelabuhan Said. Pekerjaan penggalian memakan waktu 10 tahun.

Diperkirakan 1,5 juta orang bekerja di proyek tersebut. Sayangnya, atas keberatan para investor Inggris, Perancis, dan Amerika. banyak dari pekerja adalah pekerja budak.

Diyakini puluhan ribu orang meninggal ketika bekerja di Suez dengan sebab kolera dan lain-lain.

Membangun Terusan Suez membutuhkan tenaga besar-besaran.

Pemerintah Mesir pada awalnya memasok sebagian besar besar tenaga kerja dengan memaksa orang miskin bekerja dengan upah minim dan di bawah ancaman kekerasan.

Mulai akhir 1861, puluhan ribu petani menggunakan pemetik dan sekop untuk menggali bagian awal kanal. Pekerjaan menjadi sangat lambat.

Proyek itu makin terpuruk setelah penguasa Mesir Ismail Pasha tiba-tiba melarang kerja paksa pada 1863.

Menghadapi kekurangan pekerja, Lesseps dan Perusahaan Terusan Suez mengubah strategi mereka dan mulai menggunakan beberapa ratus pabean.

Mereka membuat sekop serta mesin keruk bertenaga uap dan batubara untuk menggali tanah.

Teknologi baru memberi dorongan semangat pada kelangsungan proyek dan perusahaan terus membuat kemajuan pesat selama 2 tahun konstruksi terakhir.

Teknologi baru dan gejolak politik telah membuat pengeluaran untuk membangun Terusan Suez membengkak 2 kali lipat dari perkiraan semula.

Ismail Pasha secara resmi membuka Terusan Suez pada 17 November 1869.

Kapal pertama yang melintasi Terusan Suez adalah yacht kekaisaran Ratu Perancis Eugenie, L'Aigle.

Tapi menurut HMS Newport, sebuah kapal angkatan laut Inggris sebenarnya adalah yang pertama memasuki perairan tersebut.

Meskipun lalu lintas di Terusan Suez tidak memenuhi ekspektasi pada 2 tahun pertama, jalur air itu memiliki dampak besar pada perdagangan dunia dan memainkan peran kunci dalam penjajahan Afrika oleh kekuatan Eropa.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/25/104816565/hari-ini-dalam-sejarah-terusan-suez-mulai-dibangun

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke