Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kondisi Garda Terdepan Indonesia Perangi Covid-19, Minimnya APD dan Dokter Spesialis Paru

KOMPAS.com - Pandemi virus corona di Indonesia masih terus berkembang. Per Minggu (5/4/2020) jumlah infeksi yang telah dikonfirmasi positif Covid-19 adalah sebanyak 2.273 kasus.

Dari jumlah tersebut, 198 orang di antaranya meninggal dunia dan 164 orang berhasil sembuh. 

Pasien-pasien yang meninggal dunia tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Bahkan, di antaranya adalah para tenaga kesehatan yang turut menangani pasien virus corona dan terinfeksi setelahnya. 

Melansir Al Jazeera, pada 1 April lalu, Rajiman Sormin secara resmi memasuki masa pensiun setelah 12 tahun bertugas sebagai pengurus pemakaman di Rumah Sakit Umum Adam Malik Kota Medan, Indonesia.

Ia menantikan masa pensiun setelah menghabiskan sebagian hidupnya untuk memandikan hingga mendandani orang yang telah meninggal. Rajiman berencana menghabiskan lebih banyak waktu bersmaa keluarganya.

Namun, munculnya pandemi ini menghancurkan seluruh rencana Rajiman.

"Jika saya diminta untuk kembali, saya akan kembali. Jika dokter membutuhkan saya, saya akan membantu mereka. Jika saya mati, saya akan mati. Tuhan yang akan menentukan. Mengapa saya harus takut?" kata Rajiman sebagaimana dikutip Al Jazeera.

Garda terdepan

Di antara kasus kematian yang tercatat, setidaknya ada 18 dokter yang telah meninggal dunia akibat Covid-19 ini. 

Kasus-kasus kematian para garda terdepan dalam "perang" melawan wabah ini pun memunculkan pertanyaan tentang keamanan mereka. 

Melansir Al Jazeera, ada kekurangan alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga kesehatan. Beberapa laporan yang muncul pun menunjukkan bahwa beberapa dokter dan staf medis lainnya harus memodifikasi APD dengan jas hujan plastik hingga kantung sampah.

Hingga kini, banyak donasi yang dibuka untuk membantu penyediaan APD bagi para staf medis dan diakui sebagai upaya yang sangat membantu. 

Sementara, menurut Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Halik Malik, PB IDI juga menyalurkan bantuan APD melalui donasi IDI Peduli kepada rekan-rekan sejawat yang kesulitan. 

Halik menyebut, perlunya APD yang memenuhi standar dan pembenahan sistem layanan untuk menghindari risiko penularan Covid-19 kepada tenaga medis.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa pihaknya telah memesan 10.000 alat perlindungan dari India dan Eropa. Pekan lalu, pemerintah juga mengatakan telah mendistribusikan 151.000 alat perlindungan tersebut ke berbagai wilayah di Indonesia.

Kekurangan tenaga medis

Mengutip South China Morning Post (SCMP), hal lain yang perlu diperhatikan pada garda terdepan untuk menangani virus corona di Indonesia adalah jumlah tenaga medis.

Ketua Asosiasi Perawat Nasional Indonesia Haris Fadhillah menyebut sejumlah tenaga medis kelelahan karena harus bekerja terlalu lama akibat kurangnya tenaga terlatih di rumah sakit di Indonesia. 

Ia mengatakan, satu orang perawat dapat menangani satu hingga tiga pasien kritis Covid-19, atau hingga delapan pasien yang lebih sehat, selama satu kali shift delapan jam.

"Kurangnya perawat tersebut telah diringankan melalui rekrutmen online yang digagas oleh Asosiasi Perawat Nasional, di mana ada 480 relawan yang mendaftar dalam waktu 24 jam," tutur Haris.

Dokter spesialis paru di Indonesia minim 

Namun, Indonesia juga mengalami kekurangan tenaga medis lain.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa hanya ada 1.106 spesialis paru di Indonesia. Padahal, seharusnya ada sekitar 2.600 spesialis untuk negara dengan populasi sekitar 260 juta penduduk ini.

Jadi, ada satu dokter spesialis paru untuk setiap 100.000 penduduk.

Sementara itu, dokter anak di Jakarta Harjaningrum mengungkapkan, ia tidak tahu apakah pemerintah telah melakukan "terlalu banyak" atau "terlalu sedikit" upaya dalam menangani pandemi ini.

Untuk saat ini, ia menaruh kepercayaan pada kekuatan lain di luar pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini.

"Tentunya Tuhan akan menjaga saya, keluarga saya, dan teman-teman saya yang telah melakukan yang terbaik," kata Harjaningrum sebagimana dikutip SCMP.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/06/072000165/kondisi-garda-terdepan-indonesia-perangi-covid-19-minimnya-apd-dan-dokter

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke