Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini Dalam Sejarah: Pesawat Tak Berawak Mars 2 Tabrak Daratan Mars

KOMPAS.com - Mars 2 menjadi objek buatan manusia pertama yang menabrak permukaan Mars pada 27 November 1971.

Mars 2 adalah sebuah pesawat tak berawak dari program Mars Uni Soviet, yang terdiri atas orbiter dan pendarat. Pesawat ini diluncurkan pada 19 Mei 1971.

Adapun tujuan dari orbiter ini adalah:

  • Memberikan gambaran awan dan permukaan dari Mars
  • Mengukur suhu Mars
  • Mempelajari topografi, komposisi, dan karakter fisik dari permukaan
  • Mengukur karakter atmosfer
  • Memantau angin matahari, medan magnet antar planet dan
  • Bertindak sebagai relay komunikasi untuk mengirim sinyal dari pendarat ke bumi

Pesawat ini telah dengan aman menjelajah antar planet selama 6 bulan dan berhasil berpisah dari modul orbitalnya.

Sayangnya, sebuah badai debu menghalangi atmosfer ketika pesawat berada pada fase turunan. Mars 2 pun tidak dapat melakukan pengujian dan penggambaran dengan baik.

Kondisi ini menyebabkan pendaratan Mars 2 untuk memasuki atmosfer menjadi tidak mulus. Setelah memasuki atmosfer dengan kecepatan sekitar 6 km/detik, sistem pun mengalami malfungsi.

Kemudian, pesawat pun menjadi tidak beroperasi sebagaimana rencana. Ketika parasut tidak mengembang, pendarat pun menabrak dan mendarat di lokasi yang tidak diketahui.

Mars 2 menabrak permukaan dengan kemiringan sekitar 45 derajat ke selatan dan 313 derajat ke arah barat.

Hingga kini, pendarat tidak dapat ditemukan dan dimungkinkan terkubur akibat cuaca berdebu yang terjadi.

Melansir dari laman ESA, kejadian ini menyebabkan tidak adanya data bermanfaat yang dapat dikembalikan. Orbiter pun mengirim kembali data dari Desember 1971 hingga Maret 1972.

Terlepas dari kejadian tersebut, pesawat Soviet tersebut menjadi yang pertama mencapai permukaan Mars. Sementara, Mars 3 menjadi objek buatan manusia pertama yang dapat mendarat dengan lancar di Mars beberapa hari setelahnya.

Berbeda dengan Mars 2, Mars 3 berhasil mengembalikan total 60 gambar.

Akan tetapi, dalam 20 detik, transmisi penyelidik berhenti, dimungkinkan karena pendarat juga terdampak oleh angin dan debu.

Orbiter terus melanjutkan proyek ini hingga 22 Agustus 1972, pada saat Soviet menyatakan misinya telah selesai, yaitu setelah menyelesaikan 362 orbit.

Jadi, dalam seminggu, program luar angkasa Soviet telah mencapai batu loncatan tersendiri dalam penjelajahannya di Mars, yaitu pendaratan dengan tabrakan pertama diikuti dengan pendaratan mulus pertama.

Akan tetapi, pencapaian tersebut dibayang-bayangi oleh fakta bahwa kedua pendarat tidak dapat bertahan lama untuk merekam data secara komprehensif akibat kondisi sekitarnya saat itu.

Upaya Rusia tidak berhenti di situ, Mars 6 dan 7 juga diluncurkan dan juga berakhir kekecewaan.

Mars 6 mengalami kegagalan komunikasi beberapa detik sebelum mendarat. Sementara Mars 7 menghilang sepenuhnya dari planet.

Pada akhirnya, NASA yang memperoleh penghargaan atas keberhasilan melakukan operasi permukaan jangka panjang pertama di Mars pada tahun 1976, yaitu ketika American Viking 1 dan 2 mendarat di wilayah Chryse Planitia dan Utopia Planitia.

Jadi, hingga empat dekade setelahnya NASA masih menjadi organisasi satu-satunya yang berhasil mendaratkan kendaraan operasional di Mars, meskipun beberapa kali juga mengalami kegagalan.

Namun demikian, kejadian yang dialami Mars 2 tetaplah sebuah pencapaian. Sampai ke permukaan Planet Merah pada waktu itu hingga mampu mendarat di tengah badai debu adalah sebuah upaya yang patut diingat.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/27/053300465/hari-ini-dalam-sejarah--pesawat-tak-berawak-mars-2-tabrak-daratan-mars

Terkini Lainnya

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke