Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gedung Djoeang 45 Solo, Kantin Belanda yang Kini Jadi Favorit Milenial

KOMPAS.com – Siapa yang pernah menyambangi Gedung Djoeang 45 Solo?

Gedung Djoeang 45 menjadi salah satu lokasi wisata baru di Kota Solo yang menjadi favorit milenial karena instagramable.

Gedung Djoeang 45 berlokasi di Jalan Mayor Sunaryo, Kedung Lumbu, Kecamatan Ps. Kliwon, Kota Surakarta.

Soft opening Gedung Djoeang 45 dilakukan pada 20 September 2019 dan dipenuhi pengunjung yang antusias mengabadikan momen di lokasi ini.

Penerangan yang temaram, berpadu bangunan lawas bercorak Eropa memberikan kesan eksotis Gedung Djoeang 45.

Patung-patung, bangku-bangku serta lantai yang diselingi rumput sintetis menampilkan kesan kekinian dari tempat tersebut.

Meski terkesan kekinian, Gedung Djoeang 45 merupakan bangunan lawas yang direvitalisasi.

“Gedung berdiri tahun 1880, di zaman Belanda," ujar Budi Pur, salah seorang petugas keamanan Gedung Djoeang 45 saat dijumpai Kompas.com, Jumat (20/9/2019).

Angka 1880 terlihat pada bagian atas gedung.

Menurut Budi, bangunan dulunya merupakan balai pengobatan.

Sementara itu, Direktur PT Andalan Solo Baru yang mengelola Gedung Djoeang, Henry Poerwantoro, mengatakan, berbagai ornamen ditambahkan untuk membuat lokasi ini menjadi lokasi yang diminati milenial, tanpa kehilangan wajah aslinya.

“Target market kami milenial,” ujar Henry Poerwantoro, saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Meski kini Gedung Djoeang tampak modern, bangunannya merupakan cagar budaya yang dilindungi.

“Karena konsep herritage, tak boleh mengubah sembarangan. Untuk renovasi, masih akan dilakukan, namun tak ada penambahan pembangunan karena merupakan cagar budaya,” ujar dia.

Ke depannya, Gedung Djoeang 45 juga akan dijadikan lokasi penyelenggaraan berbagai event dan menyediakan fasilitas ruang kerja bersama atau coworking space.

"Gedung Djoeang 45 bisa digunakan untuk berfoto-foto, dan diharapkan pengunjung bisa mampir pula ke Haluan kopi yang berada di sebelahnya," ujar dia.

“Center-nya ada di Benteng Vastenburg. Benteng tersebut dulunya merupakan permukiman orang-orang Eropa sebelum kemudian pindah ke timur (Loji wetan),” kata Susanto.

Ia menyebutkan, sebagai bagian dari fasilitas penunjang bagi orang-orang Eropa, Gedung Djoeang 45 juga difungsikan sebagai kantin yang digunakan untuk makan para tentara.

“Dalam peta kuno, tempat itu namanya cantien. Maka di daerah Kapten Sunaryo (Jalan selatan Benteng Vastenburg), dulu namanya cantienstraat atau jalan kantin,” jelas Susanto.

"Saat sebagai cantien itu mungkin sekitar pertengahan abad 19, sedangkan yang asrama itu sekitar awal abad 20," lanjut dia.

Dalam perkembangannya, orang-orang Eropa kemudian membutuhkan beragam fasilitas termasuk kesehatan sehingga kantin berubah menjadi Solosiehoe Internaat (asrama) serta tersedia pula balai pengobatan di tempat tersebut.

“Setelah kemerdekaan, berubah menjadi brigif (brigade infanteri) 6 yang kemudian pindah ke Palur, kemudian berubah menjadi DHC,” kata dia.

Saat menjadi lokasi asrama dan balai pengobatan, tempat tersebut hanya digunakan oleh orang-orang Eropa.

“Jadi di situ semacam polikliniknya, sementara kalau untuk rumah sakit, mereka datang ke rumah sakit tentara yang sekarang jadi RS. DKT (RST Slamet Riyadi),” ujar Susanto.

Susanto juga menjelaskan mengenai tata kota Solo zaman dulu di sekitar Benteng Vastenburg.

Ia menyebutkan, pada masa lalu, Benteng Vastenburg menjadi pusat kehidupan orang-orang Eropa.

Pada bagian luarnya terdapat berbagai fasilitas pendukung seperti gereja (yang sekarang Gereja Penabur), Java Bank (Gedug Bank Indonesia lama), Bank NHM (sekarang lokasi Kantor Telkom), Post Telephone dan Telegraph (sekarang lokasi Bank BRI) dan kantor residen yang sekarang dipakai untuk Balai Kota Solo.

Bagi Anda yang berminat mengunjungi Gedung Djoeang 45, bisa menyambanginya pada pukul 17.00-00.00 WIB.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/12/160000965/gedung-djoeang-45-solo-kantin-belanda-yang-kini-jadi-favorit-milenial

Terkini Lainnya

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke