Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hak Jawab InsightID: Tidak Benar Konten Kami Mendukung Kemerdekaan Papua Barat

JAKARTA, KOMPAS.com - Biro komunikasi InsightID membantah menyebarkan disinformasi soal Papua Barat di Facebook dan Instagram.

Dalam hak jawab yang dikirim secara tertulis ke Kompas.com, Rabu (9/10/2019), InsightID meluruskan tuduhan Facebook bahwa mereka memproduksi konten pro pembebasan Papua Barat sekaligus pro pemerintahan Indonesia.

"Konten-konten kami fokus ke pesan Bhinneka Tunggal Ika, persatuan Indonesia dan optimisme usaha-usaha Indonesia dalam menyelesaikan masalah Papua. Tidak benar konten-konten kami mendukung kemerdekaan Papua Barat," kata InsightID dalam surat elektroniknya.

InsightID juga mengaku tak pernah mengeluarkan uang sebanyak 300,000 dolar AS untuk beriklan.

Mereka membantah bertanggung jawab atas kekacauan informasi di Facebook soal Papua Barat.

"Kami sangat yakin bahwa jumlah itu adalah gabungan dari berbagai kelompok yang mengangkat isu Papua, baik Kelompok Separatis Papua Merdeka maupun Pejuang Pro Indonesia lainnya," ujar mereka.

IsightID tak menjelaskan siapa klien yang menggunakan jasa mereka untuk kampanye soal Papua Barat. InsightID hanya mengaku berada dalam sebuah gerakan.

"Kami berada dalam sebuah gerakan yang terbentuk atas kepedulian dan keresahan akan masifnya informasi sesat dan tidak berimbang yang dilancarkan oleh pihak Separatis Papua Merdeka yang dipimpin Benny Wenda dengan mempolitisasi dan memanipulasi isu kemanusiaan dan konflik di Papua untuk kepentingan politiknya," kata mereka.

Diberitakan sebelumnya, Facebook menghapus laman-laman yang berkaitan dengan isu Papua.

Ada 69 akun Facebook, 42 laman, dan 34 akun Instagram yang dihapus. Ada sekitar 410.000 akun mengikuti satu atau lebih FB Pages ini dan sekitar 120.000 akun mengikuti setidaknya satu akun Instagram ini.

Penelusuran terhadap akun-akun itu mengarah ke InsightID sebagai pengelola. Mereka membelanjakan setidaknya 300.000 dolar Amerika Serikat untuk beriklan.

"Mereka utamanya memposting dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia tentang Papua Barat dengan beberapa pages mendukung gerakan kemerdekaan, sementara beberapa pages lainnya memposting kritik terhadap Papua Merdeka," kata Head of Cybersecurity Policy Facebook, Nathaniel Gleicher.

Penelusuran Kompas.com, usai penghapusan laman-laman itu, InsightID berusaha menghilangkan jejak di internet. Begitu pula kantor mereka yang nomor rumahnya diganti menjadi nomor rumah sebelahnya.

Kompas.com juga mewawancarai dua teman pendiri InsightID. Keduanya mengaku ditawari mengerjakan kampanye Papua Barat. Namun, yang satu diminta mengerjakan kampanye pro pemerintah Indonesia, dan satunya diminta mengerjakan kampanye pro pembebasan Papua Barat.

InsightID membantah keterangan soal kampanye pro pembebasan Papua Barat. Mereka juga menolak diwawancarai langsung.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/12/094816365/hak-jawab-insightid-tidak-benar-konten-kami-mendukung-kemerdekaan-papua

Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke