Untuk menyerbu kaum Quraisy di Mekkah, Nabi Muhammad mengumpulkan 10.000 pasukan dari Madinah.
Nabi kemudian membagi pasukan tersebut ke dalam empat divisi, yang masing-masing ditugaskan untuk memasuki Mekkah dari empat penjuru mata angin.
Kendati demikian, Nabi Muhammad berpesan agar pasukannya tidak menyerang karena tidak ingin adanya pertumpahan darah, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Baca juga: Hubal, Berhala Paling Dimuliakan Masyarakat Mekkah Zaman Jahiliyah
Kedatangan pasukan Muslim membuat Abu Sufyan bin Harb, pemimpin kaum Quraisy, menyesal menolak tawaran yang diberikan Nabi Muhammad.
Merasa tidak berdaya, Abu Sufyan memutuskan untuk masuk Islam.
Akhirnya, pasukan Muslim dapat menaklukkan Mekkah tanpa perlawanan dari kaum kafir Quraisy dan tanpa pertumpahan darah.
Ketika kaum Quraisy menyerah, Nabi Muhammad segera memerintahkan untuk menghancurkan 360 berhala yang ada di Kakbah dan sekitarnya.
Nabi Muhammad kemudian memerdekakan kaum Quraisy dan menjanjikan ampunan Allah kepada siapa saja yang mau bertaubat dan masuk Islam.
Mendengar keputusan Nabi, kaum kafir Quraisy berbondong-bondong masuk Islam. Setelah peristiwa ini, Mekkah secara resmi dipegang oleh umat Muslim.
Kaum Muslim tidak perlu lagi melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah akibat teror yang dilakukan oleh kaum Quraisy.
Fathu Makkah menjadi salah satu peristiwa perdamaian besar yang tercatat dalam sejarah, tanpa adanya pertumpahan darah.
Referensi: