Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Kompas.com - 27/03/2024, 09:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber MURI

KOMPAS.com - Watangan matah merupakan salah satu prosesi sakral dalam pertunjukan Calonarang di Bali.

Tradisi watangan matah melibatkan seseorang untuk menjadi watang atau "relawan" peran mati suri, yang menggambarkan korban dari ilmu leak.

Tradisi watangan matah mempunyai risiko, karena melibatkan proses pelepasan roh yang akan membuat orang atau watangan mati suri.

Meski tradisi ini berisiko, watangan sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari pertunjukan Calonarang di Bali.

Baca juga: Ngaben, Upacara Pembakaran Jenazah Umat Hindu di Bali

Tradisi watangan dalam pertunjukan Calonarang

Calonarang merupakan salah satu pertunjukan di Bali yang menampilkan perhelatan antara unsur dharma (kebenaran) dan adharma (kejahatan).

Pementasannya terdiri atas beberapa prosesi, salah satunya watangan matah.

Pada zaman dulu, watangan matah tidak selalu ada dalam pertunjukan Calonarang.

Seiring waktu, watangan matah melekat erat dengan pertunjukan Calonarang di Bali.

Melansir situs resmi MURI, pertunjukan Calonarang adalah salah satu kesenian Bali yang termasuk dalam kategori ritual sakral, yang tidak setiap saat digelar dan hanya dipentaskan pada saat dan di tempat khusus.

Pertunjukan Calonarang berangkat dari cerita Calonarang yang sangat digemari masyarakat Bali.

Konon, Calonarang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang hidup pada zaman Kerajaan Kahuripan, atau sekitar abad ke-11.

Dengan kekuatannya, ia sering merusak hasil panen petani dan menyebarkan penyakit kepada masyarakat hingga menyebabkan banyak orang meninggal.

Baca juga: Sejarah Seni Calonarang

Calonarang mempunyai seorang putri cantik bernama Dyah Ayu Ratna Manggali, tetapi hingga usianya beranjak dewasa, para pria tidak ada yang berani melamar karena takut dengan ibunya.

Calonarang kemudiaan membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda untuk dikorbankan kepada Dewi Durga.

Sebenarnya ada banyak versi cerita Calonarang. Versi lain menceritakan bahwa Calonarang adalah seorang perempuan yang membalas dendam setelah dibuang suaminya karena dituduh melakukan kejahatan, yakni memakai ilmu hitam.

Ada pula versi yang mengisahkan Calonarang mendapatkan kesaktian dari Dewi Durga dan mempelajari ilmu hitam untuk membalas dendam atas kematian suaminya akibat ilmu hitam.

Meski terdapat beberapa versi cerita, tetapi semuanya mengutarakan nama yang sama, yakni Calonarang, dan kisah seorang janda yang melaksanakan ilmu hitam.

Watangan matah merupakan salah satu bagian sakral dari pertunjukan Calonarang di Bali.

Baca juga: Candi Kalibukbuk, Harmonisasi Hindu dan Buddha di Bali Utara

Dalam pertunjukan Calonarang, watangan merupakan relawan yang "dikorbankan" sebagai umpan untuk mengundang para leak atau praktisi ilmu hitam di sekitar lokasi.

Pada saat ritual watangan matah, relawan atau watangan akan menjalani proses pelepasan roh, sehingga mati suri dan menjalani ritual seolah-olah mereka sudah meninggal.

Karena melibatkan proses pelepasan roh inilah, orang yang menjadi watangan bisa saja meninggal jika tidak bisa dihidupkan kembali.

Dengan kata lain, relawan watangan tidak hanya sebatas tidur, tetapi memerlukan kesiapan jasmani dan rohani karena menghadapi risiko kematian.

Prosesi selanjutnya, watangan diarak oleh masyarakat ke kuburan dan menjadi media untuk memancing kedatangan leak atau pelaku ilmu hitam.

Biasanya, yang dijadikan pertanda bahwa leak-leak atau pelaku ilmu hitam sudah datang adalah lolongan anjing.

Baca juga: Kitab Manawa Dharmasastra, Sumber Hukum Hindu

Sebenarnya, tujuan ritual watangan adalah untuk memberi pemahaman kepada pelaku ilmu hitam bahwa mereka salah jalan, sehingga tidak lagi berbuat jahat kepada orang lain.

Namun, biasanya tradisi watangan matah seperti kontestasi kekuatan spiritual antara pelaku ilmu hitam dengan orang-orang yang melakukan prosesi, yang memang telah mendalami ilmu yang rumit.

Dalam pertarungan secara batin, yang tidak bisa dilihat, apabila orang-orang yang melakukan prosesi watangan matah gagal atau kalah melawan pelaku ilmu hitam, maka watangan matahnya yang akan meninggal.

Oleh sebab itu, karena taruhannya nyawa, meski tidak ada batasan usia untuk orang-orang yang ingin menjadi watangan, tetapi kesiapan jasmani dan rohani demi kelancaran prosesi.

Tradisi watangan matah memang sangat berisiko, tetapi di sisi lain dapat memotong atau meredam ilmu hitam.

Setelah menetralisir ilmu hitam melalui tradisi watangan dalam rentetan pertunjukan Calonarang, hasilnya aura negatif di sekitar lokasi pementasan akan berkurang.

 

Referensi:

  • Marajaya, I Made. (2017). Kolaborasi Pertunjukan Wayang Kulit Calonarang Inovatif dengan Menampilkan Watangan Matah oleh Dalang I Wayan Nardayana dan Jro Mangku Gede Made Subagia. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 3 (1): 8-17.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com