Snouck Hurgronje tertarik meneliti teori Gujarat yang dicetuskan Pijnapel karena dirinya mulai melihat perkembangan Islam di kota pelabuhan anak benua India.
Ia berpendapat bahwa orang-orang Gujarat asli sudah lebih dulu melakukan perdagangan ke Nusantara daripada pedagang Arab.
Sedangkan, para pedagang Arab datang ke Indonesia untuk berdagang pada periode selanjutnya.
Orang-orang Arab yang datang diyakini merupakan keturunan Nabi Muhammad, karena nama mereka disematkan gelar “Sayid’” atau “Syarif”.
Baca juga: Mengapa Belanda Mengirim Dr. Snouck Hurgronje ke Aceh?
Teori Gujarat mengalami perkembangan pada 1912 oleh JP Moquette, sejarawan Belanda yang pindah ke Indonesia.
Mouquette berpendapat bahwa makam Sultan Malik As-Saleh memiliki kemiripan dengan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, yang menggunakan batu nisan yang sama.
Menurutnya, batu nisan pada kedua makam tersebut sama-sama diimpor dari Gujarat dan kaligrafinya ditulis menggunakan kaligrafi khas Gujarat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.